Meskipun banyak pilihan untuk mencegah dan mengendalikan kehamilan dengan alat kontrasepsi, tapi penelitian 2018 menunjukkan perempuan menanggung sebagian besar beban kontrasepsi.
Padahal, pria juga dapat memikul tanggung jawab yang sama dan menggunakan alat kontrasepsi pria yang aman. Berikut sejumlah opsi alat kontrasepsi pria.
Alat kontrasepsi pria terdiri dari beragam jenis, mulai dari yang permanen, sementara, hingga alami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya ada satu alat kontrasepsi pria yang permanen untuk mencegah kehamilan, yaitu vasektomi.
Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara memotong vas deferens (saluran sperma). Metode ini tergolong dalam pembedahan minor. Dikutip dari Urology Health, metode ini dapat memblokir sperma agar tidak mencapai penis yang mengalami ejakulasi.
Metode vasektomi dinilai sebagai alat kontrasepsi atau KB paling efektif daripada alat kontrasepsi pria lainnya.
Penelitian menunjukkan hanya 1-2 perempuan saja dari 1.000 orang yang hamil setelah berhubungan selama satu tahun dengan pasangan vasektomi.
Kondom adalah alat kontrasepsi pria yang populer, mudah diakses serta dapat mencegah kehamilan dan risiko infeksi menular seksual.
Kondom memiliki berbagai bentuk, warna, dan ukuran, dan beberapa termasuk pelumas spermisida untuk membantu membunuh sperma.
Kebanyakan kondom terdiri dari lateks, tetapi orang dengan alergi lateks mungkin menggunakan kondom yang terbuat dari bahan lain, seperti poliuretan atau poliisoprena. Penting untuk memeriksa instruksi atau label untuk alergen potensial.
Bila mengikuti panduan penggunaan yang tepat, kondom bisa efektif hingga 98 persen. Namun, banyak orang tidak menggunakannya dengan benar setiap saat hingga ada kemungkinan bocor.
Dengan penggunaan biasa, efektivitasnya sekitar 85 persen.
Spermisida biasanya berupa jeli, krim, membran atau busa mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma. Ketika menggunakan spermisida sebagai satu-satunya alat kontrasepsi, maka perlu menerapkannya ke dalam vagina sebelum penetrasi.
Dengan penggunaan biasa, tingkat kegagalan spermisida dapat mencapai sekitar 21 persen. Namun, efektivitas alat konstrasepsi pria jenis ini dapat meningkat bila digunakan bersamaan dengan kondom.
Mengetahui masa subur pasangan merupakan salah satu alat kontrasepsi pria secara alami.
Metode ini berfokus pada pemantauan siklus menstruasi pasangan wanita untuk menentukan kemungkinan waktu ovulasi. Pasangan lantas dapat menghindari hubungan seksual selama masa subur ini.
Dalam hal ini, pria dapat mendukung pasangan wanita dengan memetakan siklus menstruasi, belajar tentang pendekatan, dan bekerja sama ketika perlu untuk tidak berhubungan seks.
(agn)