Dokter: Masker Longgar Bisa Rusak Lapisan Luar Kulit

CNN Indonesia
Jumat, 01 Okt 2021 18:20 WIB
Penggunaan masker yang tidak benar, bukan hanya berisiko terpapar Covid-19, tapi juga masalah kulit. Berikut penjelasan dokter.
Penggunaan masker yang tidak benar, bukan hanya berisiko terpapar Covid-19, tapi juga masalah kulit. Berikut penjelasan dokter. (iStockphoto/LeoPatrizi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Masa pandemi Covid-19 telah membuat masker sebagai elemen wajib dalam keseharian. Kendati demikian, penggunaan yang tidak benar, bukan hanya berisiko terpapar Covid-19, tapi juga masalah kulit.

Penggunaan masker tanpa menggantinya dalam beberapa waktu bisa menyebabkan jerawat. Namun di sisi lain, memakai masker yang renggang atau longgar bisa merusak lapisan terluar kulit atau skin barrier. Mengapa?

"Kalau pakai fabric mask jangan yang renggang seperti linen kan renggang. Karena kalau yang renggang lebih bertekstur, lebih membuat kulitnya tergesek-gesek, barrier-nya akan rusak," kata dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, Arini Astasari Widodo, seperti dikutip Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arini yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) itu kemudian menyarankan Anda memilih masker dengan ukuran pas artinya tidak terlalu ketat atau longgar.

Sebelum mengenakan masker, sebaiknya bersihkan dulu wajah dan menjadi pilihan bagus bila Anda juga mengaplikasikan serum wajah untuk meningkatkan barrier kulit. Anda juga sebaiknya tak lupa mengganti masker setiap minimal empat jam sekali.

Menurut Arini, pemakaian masker bisa menyebabkan microbiome kulit berubah. Microbiome berperan penting dalam barrier kulit sehingga membuatnya tampak sehat dan bercahaya, mengurangi kemungkinan Anda terkena eksim, jerawat dan semua peradangan kulit.

"Biasanya dapat ventilasi udara, microbiome bercampur tentu kalau ngomong ada ludahnya, napas dan lain sehingga microbiome berubah. Kita harus kembalikan lagi," katanya.

Saat microbiome tak seimbang, efek baru akan muncul bila terjadi kerusakan pada skin barrier yang ditandai kulit terasa seperti ketarik, dan perlahan muncul iritasi, kulit menjadi merah-merah dan gatal.

Maskne atau jerawat dan iritasi akibat pemakaian masker merupakan salah satu kondisi akibat ketidakseimbangan ini.

"Orang dengan bakat seperti eksim atopik, penyakit psoriasis kalau microbiome enggak seimbang akan semakin parah atau kambuh. Penting banget sehari-hari harus merawat microbiome," kata Arini.

Demi mengembalikan keseimbangan sekaligus menjaga kesehatan microbiome yang merupakan mikroorganisme ini, ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan antara lain tidak menggosok-gosok kulit dengan kasar, hati-hati mengenakan bahan mengandung alkohol dan pH tinggi, mengenakan tabir surya karena sinar ultraviolet diketahui bisa merusak microbiome serta menjaga kebersihan kulit.

"Hati-hati suka over exfoliating, terlalu banyak pakai scrub, kalau skincare yang perlu itu yang lembut, tidak merusak mikrobiota, harus pakai moisturizer karena kalau kulit lembap lebih awet microbiome-nya, tetap pakai sunscreen karena UV bisa merusak mikrobiota," demikian pesan Arini.

(antara/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER