Hutan mangrove di Mimika memang begitu luas. Jenisnya juga beragam, ada sekitar 40 jenis mangrove. Dan khusus di kawasan ekowisata itu ada 27 jenis mangrove.
Ketika masuk ke dalam, pengunjung akan mulai mendengar suara kicauan burung sahut-menyahut. Memang di dalam kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Pomako terdapat aneka satwa yang dilindungi.
Untuk itu, di beberapa tempat juga ada papan informasi yang bertuliskan 'Dilarang Berburu Satwa/ Burung di Area Ini'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses bagi wisatawan di sana hanya berupa jembatan atau titian bakau yang menggunakan material kayu besi dan saat ini terbangun hampir kurang lebih satu kilometer.
Meskipun harus melewati titian, berjalan menyusuri mangrove ini terasa segar dan nyaman karena kita bisa menghirup udara bersih yang bagus untuk pernapasan.
Untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung, Ekowisata Mangrove Pomako juga menyediakan fasilitas umum seperti gazebo, homestay, area memancing, sampai restoran.
Memasuki kawasan ini juga diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak untuk mencegah penularan virus corona.
Pemerintah Kabupaten Mimika menetapkan tarif untuk sekali masuk ke Ekowisata Mangrove Pomako sebesar Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk orang dewasa. Tarif masuk itu resmi dan akan masuk ke dana kas pengelolaan daerah setempat.
Tidak sebatas tempat rekreasi, ekowisata mangrove diharapkan juga sekaligus menjadi sarana edukasi mengenai keberagaman hayati juga manfaat mangrove bagi lingkungan.
Mangrove merupakan salah satu elemen penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, terutama untuk kawasan pesisir. Hutan mangrove tersebut berfungsi menahan terjangan angin dan ombak dari laut.
Pengembangan Ekowisata Mangrove Pomako dirintis sejak 2017, tetapi pembangunan tahap pertama baru dilakukan pada tahun 2018, diawali dengan pembangunan jembatan kayu sepanjang 150 meter yang rencananya ditargetkan mencapai tiga kilometer dan menjadi titian bakau terpanjang di dunia.
Titian di Ekowisata Mangrove Pomako didesain berbentuk karaka atau kepiting bakau jika tampak dari udara. Dari perencanaan, setidaknya ada 20 fasilitas yang akan dibangun.
(ard)