Stroke tidak bisa dianggap sepele. Sekali serangan, tanpa penanganan yang cepat dan tepat, pasien dapat berisiko mengalami cacat permanen hingga kematian.
Oleh karenanya, sangat penting untuk melakukan pencegahan pada kebiasaan yang meningkatkan risiko stroke. Berikut lima kebiasaan yang jadi pemicu stroke.
Stroke merupakan penyakit yang disebabkan gangguan pada pembuluh darah di otak. Stroke bisa terjadi karena penyumbatan pembuluh darah oleh plak maupun lemak darah, atau karena pembuluh darah pecah akibat tekanan darah yang terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut bahwa 80 persen stroke dapat dicegah.
Menghindari kebiasaan tidak sehat yang umum adalah cara yang mudah dan efektif untuk memulai.
Berikut lima kebiasaan yang meningkatkan risiko atau pemicu stroke, seperti dilansir Eat This, Not That!
"Pola makan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol telah dikaitkan dengan stroke dan kondisi terkait, seperti penyakit jantung," kata CDC.
Selain itu, pola makan tinggi natrium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, faktor risiko utama untuk stroke.
CDC mengungkapkan bahwa kurang aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain yang dapat meningkatkan risiko stroke.
"Kondisi kesehatan ini termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes," ujar CDC.
Untuk mengurangi risiko stroke dan masalah kesehatan lainnya, para ahli termasuk American Heart Association merekomendasikan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas intensitas sedang, atau 75 menit aktivitas berat, setiap minggu (idealnya tersebar sepanjang minggu).
Contoh aktivitas intensitas sedang termasuk jalan cepat, bersepeda santai, berkebun, dan menari. Contoh aktivitas berat termasuk berlari, berenang, bersepeda, dan mendayung.
Obesitas-didefinisikan sebagai BMI (indeks massa tubuh) 30 ke atas-merupakan faktor risiko utama diabetes dan tekanan darah tinggi, dua kondisi yang meningkatkan risiko stroke.
Obesitas juga terkait dengan kolesterol tinggi dan trigliserida tinggi (lemak dalam darah), yang dapat mengeraskan arteri, membuat penyakit kardiovaskular lebih mungkin terjadi.
Konsumsi terlalu banyak alkohol juga meningkatkan kadar trigliserida darah, berpotensi mengeraskan arteri dan berkontribusi terhadap serangan jantung atau stroke.
Ini juga dapat meningkatkan tekanan darah Anda, risiko stroke lainnya. Untuk mengurangi risiko stroke dan masalah kesehatan serius lainnya, para ahli merekomendasikan minum alkohol hanya dalam jumlah sedang-tidak lebih dari satu gelas sehari untuk wanita, dan dua gelas sehari untuk pria, atau tidak sama sekali.
Asap tembakau mengandung ribuan racun. Setelah terhirup, mereka dapat merusak jantung dan dinding arteri, meningkatkan risiko stroke.
"Nikotin dalam rokok meningkatkan tekanan darah, dan karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa darah Anda," kata CDC, yang mencatat bahwa menghirup asap rokok juga membuat Anda berisiko stroke.
(agn)