Angin mengirim mereka ke pulau New Britain di Papua Nugini, di mana mereka melihat seorang nelayan di kejauhan.
Setelah menyalakan mesin untuk satu dorongan terakhir, mereka melaju ke arahnya, tetapi kehabisan bahan bakar.
"Saat itulah kami berteriak dan terus-menerus melambaikan tangan kepada nelayan bahwa dia melihat kami dan mendayung ke arah kami," kata Nanjikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika dia mencapai kami, kami bertanya, di mana kami sekarang? Dan dia menjawab, PNG. Ooh, kami sekarang aman."
Mereka saat ini berada di Pomio sembari menunggu pengurusan kembali ke Kepulauan Solomon.
Selalu ada faktor bahaya saat melakukan kegiatan wisata, terutama wisata bahari, seperti menyelam, berselancar, atau berpesiar.
Faktor bahaya bisa dikurangi dengan persiapan yang matang sebelum melakukan kegiatan. Melatih kemampuan bertahan di alam liar dan membekali diri dengan peralatan bertahan hidup merupakan salah satunya.
Namun, mengutip dari Survive Nature, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan saat bahaya tak dapat ditolak dan kita terdampar di lautan:
1. Saat terdampar, carilah sumber air dan makanan. Kedua hal ini bisa dipelajari sebelumnya dalam pelatihan alam yang biasanya digelar oleh komunitas pecinta alam.
2. Cari lokasi berteduh yang aman dari sengatan matahari, tiupan angin, gulungan ombak, serta serbuan binatang liar.
3. Buat api dan buat sinyal pertolongan yang bisa terlihat dari kejauhan.
4. Tetap tenang dan pastikan diri tak kelelahan.
5. Buat rencana untuk bertahan hidup, mulai dari membagi jumlah konsumsi air bersih dan makanan.
(afp/ard)