Kembang Kempis Asa Pedagang di Gang Poppies Bali

CNN Indonesia
Selasa, 19 Okt 2021 10:23 WIB
Gang Poppies Lane, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, yang dulunya selalu meriah dengan kemacetan kendaraan dan turis yang jalan kaki kini terlihat sunyi. (CNN Indonesia/Kadafi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gang Poppies Lane, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, yang dulunya selalu meriah dengan kemacetan kendaraan dan turis yang jalan kaki kini terlihat sunyi, karena hilangnya kerumunan wisatawan domestik hingga mancanegara.

Banyak toko yang tutup, dan tak sedikit yang terlihat terbengkalai, sebagian besar berupa art shop alias toko suvenir tempat penduduk lokal menjajakan oleh-oleh khas Bali.

Di depan pertokoan terlihat tumpukan sampah berupa daun kering serta semak belukar yang cukup tinggi.

Gang Poppies Lane, yang dulunya yang terkenal di dunia menjadi tujuan para backpacker, seakan mati suri setelah pariwisata Bali dihajar oleh pandemi virus Corona.

Di antara banyak pertokoan yang tutup, masih ada satu-dua art shop yang buka di gang - yang namanya diambil dari tumbuhan yang hidup di California, Amerika Serikat - itu.

Salah satu pemilik toko di Gang Poppies Lane yang sekarang ditutup ialah pendatang dari Jawa Timur bernama Rasyid.

Ia mengatakan, tokonya sudah ditutup selama dua tahun sejak pandemi Covid-19. Karena bisnisnya keok, ia lalu memilih pulang kampung.

Hingga saat ini, ia belum terpikir untuk menengok tokonya.

"Kalau kita buka, kita bayar uang (kontrakan). Kalau tidak buka, iya tidak bayar," kata Rasyid, saat dihubungi Jumat (15/10) malam.

Terlintas di benaknya akan kembali membuka art shop nya, jika kondisi Pulau Dewata sudah normal setelah gerbang pariwisata kembali dibuka pada 14 Oktober.

Tentu saja ia harus memutar otak untuk mendatangkan pembeli, karena biaya kontrakan lapaknya di gang yang hanya muat satu mobil itu bisa mencapai Rp74 juta per tahun.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...



Kembang Kempis Asa Pedagang di Gang Poppies Bali


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :