Kenali Gejala Corona Varian Delta Plus
Virus corona varian delta plus yang diberi nama AY.4.2 dilaporkan telah menyebar di Inggris serta terdeteksi di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat. Berikut gejala corona varian delta plus.
Mantan komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Scott Gottlieb beberapa waktu lalu telah menyerukan penelitian mendesak soal mutasi varian Delta Plus di Inggris. Dia menyerukannya seiring kenaikan kasus Covid-19 harian Inggris saat ini.
"Kami membutuhkan penelitian mendesak untuk mengetahui apakah Delta Plus ini lebih menular, serta memiliki penghindaran kekebalan parsial," kata Gottlieb, seperti dikutip Healthline.
"Tidak ada indikasi yang jelas bahwa itu jauh lebih menular, tetapi kami harus bekerja untuk lebih cepat mengarakterisasi ini dan varian baru lainnya. Kami memiliki alatnya." katanya.
AY.4 menjadi mutasi varian Delta yang dominan di Inggris, menurut laporan 15 Oktober dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris.
Di AS, varian AY-alias varian Delta-didaftarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sebagai varian yang menjadi perhatian.
Itu berarti ada bukti bahwa varian ini mungkin lebih menular dan menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada SARS-CoV-2 asli (virus yang menyebabkan COVID-19). Mereka juga mungkin lebih mampu menghindari perlindungan dari vaksin dan perawatan yang ada.
Apa perbedaan varian ini dengan varian Delta asli?
Seperti yang disampaikan oleh Gottlieb, tidak ada banyak informasi di luar sana tentang varian delta plus saat ini.
Lalu, gejala apa saja yang bisa dikenali dari varian baru Covid-19 ini?
Pada Juli lalu, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut gejala corona varian delta plus kemungkinan tak berbeda dengan varian lain Covid-19 yang lebih dulu terdeteksi.
Namun, gejala umum yang timbul, misalnya batuk dan pilek, pada varian delta plus disebut terlihat lebih jelas dan intensitas waktunya lebih lama.
"Gejalanya semua varian hampir sama cuma seperti delta atau kappa atau delta plus ini karena kemungkinan ya gejalanya lebih jelas," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, kala itu.
Tak hanya itu, corona varian delta plus ini disebut dapat membuat pasien menderita gejala dengan intensitas waktu yang lebih lama.
"Demam batuknya mungkin bisa lebih lama, tidak berhenti-berhenti. Manifestasi gejala klinisnya lebih jelas tapi memang tidak berbeda dengan varian lainnya. Hanya lebih jelas. Kemungkinan Delta Plus seperti itu," kata dia.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada studi yang berkaitan varian delta plus ini.
Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Budi Haryanto menambahkan tak bisa memprediksi sejauh apa kondisi yang dialami pasien saat terpapar varian delta plus ini.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kondisi tubuh dan waspada agar tidak terpapar Covid-19, termasuk corona varian delta plus.
"Kalau gejala belum bisa dibedakan. Yang penting pencegahannya, disiplin dan tegas, kasus bisa ditekan dan menurun," kata Budi, saat dihubungi terpisah, Juli lalu.
(tim)