Jakarta, CNN Indonesia --
Tahun ini merupakan tahun ke-25 sejak ditetapkannya situs arkeologi Sangiran di Jawa Tengah sebagai Situs Warisan Budaya UNESCO.
UNESCO sendiri menetapkan Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada tahun 1996, dengan nama 'The Sangiran Early Man Site'.
Dalam rangka merayakan eksistensi situs sejarah itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan ajang olahraga lari di malam hari yang bertajuk 'SangiRun Night Trail 2021', yang merupakan perpaduan antara olahraga dan budaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SangiRun Night Trail merupakan cara yang kreatif dalam memanfaatkan situs budaya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati 25 tahun ditetapkannya Situs Cagar Budaya Sangiran sebagai salah satu warisan dunia oleh badan PBB UNESCO," ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Kamis (28/10).
Hilmar menambahkan, kegiatan itu bukan hanya sekadar lomba lari atau kegiatan yang bersifat fisik saja. Melainkan untuk memperlihatkan kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang masih relevan dengan masa kini.
"Narasi yang dibangun melalui ajang ini adalah bahwa masyarakat masa lampau (manusia purba) pernah hidup di Sangiran, yang mana pada waktu itu sebagian besar kegiatan mereka dilakukan dengan pelibatan aspek fisik," ujarnya.
Selain untuk memperingati 25 tahun Situs Sangiran menjadi warisan dunia, ajang itu juga diharap dapat lebih memperkenalkan destinasi penelitian dan wisata sejarah ini kepada masyarakat luas.
Sehingga diharapkan masyarakat akan mengenal dan mengapresiasi lebih jauh Situs Sangiran sebagai warisan dunia yang sangat penting bagi dunia, yakni dalam hal proses evolusi manusia.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Instagram]
Ketua Panitia SangiRUN Night Trail 2021, Andre Donas, mengatakan lintasan lari sepanjang 25 kilometer akan dihiasi dengan instalasi cahaya dan obor.
Kemudian, sepanjang trek juga akan dilengkapi dengan video mapping dan ornamen yang menggambarkan evolusi manusia purba.
SangiRUN Night Trail akan berlangsung pada 20 November hingga 21 November 2021 dan dibagi menjadi tiga acara utama.
Pertama adalah kompetisi lari antar komunitas yang akan melibatkan 25 pelari elite.
Kedua, kompetisi 75 pelari reguler yang akan diikuti juga oleh para selebriti dan influencer.
Sedangkan acara ketiga merupakan ajang donasi berupa pembelian 1.000 karya industri rumahan dan penyerahan bantuan kepada lansia yang tinggal di sekitar kawasan situs Sangiran.
"Dalam kegiatan ini, kami juga melibatkan desa - desa di sepanjang lintasan lari. Desa-desa itu akan menampilkan atraksi budaya pada para pelari," kata Andre.
Situs Sangiran merupakan salah satu situs Manusia Purba yang terbesar dan terpenting di dunia.
Lokasinya di Kabupaten Sragen dan Karanganyar, sekitar 15 kilometer dari Solo.
Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo.
Situs Sangiran mulai dikenal tahun 1893, ketika Eugene Dubois datang menelitinya.
Kemudian, penemuan fosil manusia purba (Homo erectus) pada tahun 1930-an oleh warga di Dusun Ngargorejo membuat tempat ini semakin terkenal di kalangan peneliti dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Pada Situs Sangiran telah ditemukan sebanyak sekitar 100 fosil Homo erectus, atau 50% lebih temuan fosil Homo erectus di dunia, dan lebih dari 60% yang ditemukan di Indonesia.
Karena areanya memiliki kandungan sejarah dan ilmu pengetahuan yang tinggi, maka Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai daerah Cagar Budaya Nasional di Indonesia dan Situs Warisan Budaya UNESCO di dunia.
[Gambas:Photo CNN]
[Gambas:Video CNN]