HARI SUMPAH PEMUDA

3 Jejak Sumpah Pemuda, dari Sekolah Dokter sampai Kamar Kos

CNN Indonesia
Kamis, 28 Okt 2021 12:14 WIB
Museum Sumpah Pemuda bukan satu-satunya lokasi napak tilas untuk menambah wawasan mengenai sejarah gerakan pemuda Indonesia.
Suasana di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia --

Museum Sumpah Pemuda bukan satu-satunya lokasi napak tilas yang bisa didatangi untuk menambah wawasan mengenai sejarah ikrar persatuan kesatuan Indonesia yang dirayakan setiap 28 Oktober.

Perumusan naskah Sumpah Pemuda diinisiasi oleh Muhammad Yamin dan kawan-kawannya dari rumah indekos sederhana di kawasan Senin, Jakarta pusat.

Rumah ini milik seorang keturunan China, Sie Kong Liong, yang mulai mengoperasikannya sebagai kos-kosan pada tahun 1908. Tarifnua 12,5 sampai 20 gulden Hindia Belanda pada saat itu. Sudah termasuk tiga kali makan dan mencuci pakaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Muhammad Yamin, tokoh pemuda yang pernah tinggal di sini ialah Amir Sjarifoedin, Soerjadi, Assaat, Abu Hanifat, Abas, Hidajat, Ferdinan Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.

Setelah menjadi saksi bisu Sumpah Pemuda, bangunan ini sempat beralih fungsi menjadi toko bunga sampai hotel. Baru pada tahun 1973 dilakukan pemugaran dan dijadikan museum. Lalu menjadi Cagar Budaya Nasional pada tahun 2013.

Tapi, sekolah dokter dan ruangan di gereja yang lokasinya tak jauh dari Museum Sumpah Pemuda juga menyimpan banyak sejarah mengenai gerakan pemuda dan pemudi.

Berikut tiga museum untuk napak tilas sejarah Sumpah Pemuda:

1. Museum Sumpah Pemuda

Siapa sangka kalau tempat tercetusnya Sumpah Pemuda berawal dari rumah kontrakan di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Senen, Jakarta Pusat ini?

Muhammad Yamin bersama beberapa pemuda sering diskusi politik di rumah ini, hingga menggelar Kongres Pemuda pada tahun 1926.

Museum Sumpah Pemuda memajang biola milik WR Soepratman, sang pencipta lagu Indonesia Raya.

Biola itu digunakannya saat pembacaan ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Bangunan ini sempat berubah fungsi menjadi toko bunga hingga hotel, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai museum pada tahun 1973.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

3 Jejak Sumpah Pemuda, dari Sekolah Dokter sampai Kamar Kos

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER