Ketua Panitia SangiRUN Night Trail 2021, Andre Donas, mengatakan lintasan lari sepanjang 25 kilometer akan dihiasi dengan instalasi cahaya dan obor.
Kemudian, sepanjang trek juga akan dilengkapi dengan video mapping dan ornamen yang menggambarkan evolusi manusia purba.
SangiRUN Night Trail akan berlangsung pada 20 November hingga 21 November 2021 dan dibagi menjadi tiga acara utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama adalah kompetisi lari antar komunitas yang akan melibatkan 25 pelari elite.
Kedua, kompetisi 75 pelari reguler yang akan diikuti juga oleh para selebriti dan influencer.
Sedangkan acara ketiga merupakan ajang donasi berupa pembelian 1.000 karya industri rumahan dan penyerahan bantuan kepada lansia yang tinggal di sekitar kawasan situs Sangiran.
"Dalam kegiatan ini, kami juga melibatkan desa - desa di sepanjang lintasan lari. Desa-desa itu akan menampilkan atraksi budaya pada para pelari," kata Andre.
Situs Sangiran merupakan salah satu situs Manusia Purba yang terbesar dan terpenting di dunia.
Lokasinya di Kabupaten Sragen dan Karanganyar, sekitar 15 kilometer dari Solo.
Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo.
Situs Sangiran mulai dikenal tahun 1893, ketika Eugene Dubois datang menelitinya.
Kemudian, penemuan fosil manusia purba (Homo erectus) pada tahun 1930-an oleh warga di Dusun Ngargorejo membuat tempat ini semakin terkenal di kalangan peneliti dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Pada Situs Sangiran telah ditemukan sebanyak sekitar 100 fosil Homo erectus, atau 50% lebih temuan fosil Homo erectus di dunia, dan lebih dari 60% yang ditemukan di Indonesia.
Karena areanya memiliki kandungan sejarah dan ilmu pengetahuan yang tinggi, maka Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai daerah Cagar Budaya Nasional di Indonesia dan Situs Warisan Budaya UNESCO di dunia.