MITOS VS FAKTA

Mitos atau Fakta: Angka 4 Bawa Sial?

CNN Indonesia
Kamis, 04 Nov 2021 17:17 WIB
Angka 4 kerap hilang di banyak gedung. Angka empat dipercaya dapat membawa sial. Mitos atau fakta angka 4 bawa sial?(Foto: iStockphoto/MicroStockHub)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai mitos kerap tumbuh di masyarakat. Salah satu mitos yang paling terkenal dan bisa ditemui di banyak tempat adalah soal angka 4 yang dianggap membawa sial.

Misalnya, gedung-gedung yang tidak menggunakan angka 4 untuk menomori lantai dan menggantinya dengan 3A. Begitu juga dengan nomor rumah yang seharusnya diberi nomor 4.

Mitos atau fakta, angka 4 dapat membawa sial?

Sosiolog Universitas Indonesia Richardo mengatakan kepercayaan terkait angka ini sebenarnya bukan berasal dari masyarakat asli Indonesia. Kepercayaan mengenai angka tersebut dibawa oleh orang China.

Dalam perkembangannya, kepercayaan ini juga tumbuh di masyarakat Indonesia dan masih dipercaya hingga saat ini oleh sebagian besar orang. Apalagi kata dia, pada masa lalu sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara logika akan dikaitkan dengan hal-hal supranatural. Misalnya dikaitkan dengan alam semesta, berupa rasi bintang atau tanda-tanda alam.

"Serta hal-hal yang gaib dan akhirnya menjadi mistik," kata Richardo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/11).

Richardo mengatakan mitos memang selalu ada dalam perkembangan dan peradaban manusia. Apalagi secara naluriah manusia memang kerap menyerahkan ketidakmampuan nalarnya untuk menjelaskan suatu peristiwa atau fenomena ke hal-hal mistis seperti angka empat ini.

"Misalnya jika ada kesialan atau musibah atau ketidakberhasilan dari anak nomor empat atau hitungan ke-4 dalam beberapa kasus, lalu dengan sederhana digeneralisir menjadi angka 4 sebagai angka sial," kata dia.

Dilansir dari How Stuff Work, angka 4 dianggap sial di banyak budaya Asia Timur termasuk China, Korea, Jepang, dan Taiwan. Dalam budaya China, alasan di balik takhayul seputar angka 4 ini terletak pada bunyinya. Kata untuk angka 4 terdengar sangat mirip dengan kata kematian.

Hal yang sama berlaku untuk budaya Asia lainnya, yang memiliki sejumlah kesamaan linguistik. Di Jepang dan Korea misalnya, kata untuk empat dan kata untuk kematian terdengar sama persis. Ketakutan terhadap angka 4 dikenal sebagai tetrafobia dan dianggap lebih serius dalam budaya Asia daripada kecenderungan orang Barat untuk menganggap angka 13 sebagai sial.

(tst/ptj)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK