Jakarta, CNN Indonesia --
Apa yang biasa Anda gunakan saat menstruasi? Tentu pilihan praktis, murah dan mudah ditemukan adalah pembalut sekali pakai.
Namun ternyata kebiasaan ini membawa dampak buruk buat lingkungan. Jika tiap perempuan menggunakan 4-5 pembalut sekali pakai dalam sehari, dalam setahun ada lebih dari 300 sampah pembalut yang 'disumbangkan' buat bumi.
Akan tetapi dengan menstrual cup, pengalaman menstruasi disebut-sebut bakal lebih ramah lingkungan. Bahkan kalau dihitung-hitung, penggunaan menstrual cup dinilai lebih ekonomis dibanding pembalut sekali pakai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu menstrual cup?
Sesuai namanya, 'menstrual cup' berarti cangkir atau cawan menstruasi. Cawan berbentuk corong atau lonceng yang terbuat dari bahan karet atau silikon. Ujung cawan terdapat bagian memanjang seperti tangkai yang digunakan untuk membantu menarik cangkir keluar dari vagina.
Mengutip sejarahnya, versi awal menstrual cup sebenarnya sudah dipatenkan pada 1932 oleh kelompok kebidanan McGlasson dan Perkins. Sejak saat itu banyak menstrual cup yang dipatenkan. Cangkir menstruasi merek Tassaway diperkenalkan pada 1960-an, tetapi tidak sukses secara komersial.[49] Cangkir menstruasi awal terbuat dari karet.
Ukurannya beragam tergantung merek. Namun biasanya menstrual cup bisa menampung rata-rata sebanyak 20 ml darah haid. Kemudian untuk ukuran lebih besar bisa sampai 30 ml atau lebih.
Penggunaannya akan mempertimbangkan volume darah yang dikeluarkan selama haid. Biasanya di awal periode haid menggunakan menstrual cup ukuran besar karena darah cukup 'deras', sementara jelang akhir volumenya berkurang drastis sehingga menggunakan yang ukuran kecil.
Biasanya menstrual cup kecil direkomendasikan untuk perempuan berusia di bawah 30 tahun dan belum melahirkan secara normal. Sedangkan ukuran besar direkomendasikan untuk perempuan berusia di atas 30 tahun, sudah melahirkan normal, dan memiliki aliran darah menstruasi yang lebih banyak.
Bagaimana cara menggunakan menstrual cup?
Prinsip kerja menstrual cup sama dengan pembalut yakni menampung darah haid. Bedanya, pembalut menyerap darah haid di luar vagina, sedangkan menstrual cup menampung darah haid di dalam vagina.
Perempuan harus melipat menstrual cup sehingga lebih mudah dimasukkan ke lubang vagina. Ada beragam jenis lipatan tetapi mengutip dari Medical News Today, terdapat tiga macam lipatan yang populer yakni:
* C atau U fold, tekan bibir menstrual cup hingga dari atas seperti terbentuk huruf U atau C.
* Punch-down fold, tekan bibir menstrual cup ke arah tengah dalam sehingga membentuk segitiga.
* 7-fold, tekan menstrual cup bersamaan sehingga cawan menjadi pipih lalu ambil salah satu ujung lipatan dan lipat ke bawah membentuk diagonal. Sekilas, lipatan ini akan membentuk angka 7.
Setelah dilipat, dorong menstrual cup ke dalam vagina. Biasanya posisi jongkok atau squat lebih memudahkan, tetapi ada pula yang merasa lebih mudah sembari berdiri dan salah satu kaki agak terangkat, menumpu pada toilet atau bathtub. Usahakan tubuh dalam keadaan rileks dan dorong menstrual cup perlahan. Biasanya saat menstruasi, memasukkan menstrual cup tidak akan begitu sulit. Namun jika agak kesulitan, Anda bisa memanfaatkan pelumas (lube).
Menstrual cup harus benar-benar masuk hingga bagian tangkainya. Pastikan lipatan terbuka sempurna agar darah haid tidak bocor. Untuk itu, cukup putar corong dalam satu putaran penuh.
Andon Hestiantoro, dokter spesialis kandungan di RSCM, menyarankan untuk berkonsultasi dengan bidan, dokter kandungan atau belajar dari mereka yang sudah berpengalaman memakai menstrual cup.
"Anjurannya datang ke ahlinya, bisa bidan, dokter kandungan. Ukuran [kedalaman vagina] dilihat, cara pakainya bisa dilatih," jelas Andon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (3/11).
Menstrual cup akan berada di dalam vagina bagian bawah dan tidak sampai ke mulut rahim atau serviks. Kedalaman vagina perlu diketahui agar bisa menentukan ukuran menstrual cup dan panjang tangkai yang sesuai.
Informasi lain yang harus kamu tahu soal menstrual cup masih ada di halaman selanjutnya...
Untung rugi penggunaan menstrual cup
Andon menuturkan, dari sisi medis tidak melihat plus minus penggunaan menstrual cup. Ini hanya soal pilihan untuk pengalaman menstruasi yang praktis dan nyaman. Dia menemukan beberapa perempuan kurang percaya diri menggunakan pembalut ditambah cukup repot jika harus ganti tiap beberapa jam sekali. Sedangkan menstrual cup bisa digunakan lebih lama hingga 6 jam tergantung ukuran dan aliran darah haid.
"Ada yang enggak pede (percaya diri) seperti ada yang tebal dan menonjol [karena pembalut tebal]. Lalu repot, harus gonta-ganti, mungkin sehari 2-3 kali ganti. Di situ para perempuan memilih menstrual cup. Tinggal pasang. Pembalut kebanyakan kan dibuang, nah ini bisa dikeluarkan, darah dibuang, [menstrual cup] dibersihkan dan dipakai lagi," katanya.
Dia menekankan, agar penggunaan menstrual cup tetap aman tanpa risiko penyakit, cawan harus rutin dikeluarkan dan darah haid dibuang. Darah haid yang ditampung terlalu lama bisa berisiko refluks atau berbalik menuju rahim, timbul infeksi hingga toxic shock syndrome (TSS). TSS merupakan kondisi langka di mana infeksi bakteri bisa sampai berisiko mengancam nyawa.
"Kuman di situ kan banyak. Walau dikatakan darah kotor, sebenarnya darah itu steril yang dari rahim, tapi begitu sampai vagina bercampur dengan kuman vagina. Di situ kuman normal, kemudian bisa menjadi abnormal [saat bertemu dengan darah haid dari rahim]. Ini bisa memicu infeksi, sampai TSS sebab kuman mengeluarkan toksin," jelas Andon.
Kenapa tidak sepopuler pembalut?
Menstrual cup dikatakan lebih ramah lingkungan dan ekonomis dibanding pembalut khususnya pembalut sekali pakai. Namun harus diakui perempuan masih enggan melirik menstrual cup.
Menurut Andon, mayoritas perempuan ogah memasukkan benda asing ke dalam vagina. Bahkan ada pula yang sama sekali tidak pernah menyentuh vaginanya.
"Ada juga yang 'Waduh lubang [vagina] saya yang mana?'," kata dia disusul tawa.
Dokter spesialis kandungan, Riyana Kadarsari menuturkan keraguan menggunakan menstrual cup disebabkan cara penggunaannya bertolak belakang dengan nilai budaya yang ditanamkan di Indonesia. Terlebih topik kesehatan seksual masih terbilang tabu.
"Ada nilai yang ditanamkan pada kita, perempuan, kalau kita enggak boleh masukin apapun ke organ intim," kata Riyana beberapa waktu lalu.
Informasi lain yang harus kamu tahu soal menstrual cup masih ada di halaman selanjutnya...
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian Insert Artikel - Evolusi Pembalut |
Mitos dan fakta menstrual cup
Tidak hanya masalah nilai budaya, perempuan ragu beralih ke menstrual cup karena sederet mitos atau informasi yang kurang tepat seputar menstrual cup. Apa saja?
1. Pakai menstrual cup bikin mandul
Belakangan sempat ramai dibicarakan bahwa menstrual cup bisa memicu infertilitas atau kemandulan. Namun Andon dengan tegas menyatakan bahwa ini mitos belaka.
"Mungkin idenya bahwa darah haid enggak keluar, sehingga seolah tertimbun di vagian dan naik (refluks) sehingga darah tetap ada di rahim, menyumbat saluran rahim sehingga darah beku. Padahal sih enggak," jelasnya.
2. Menstrual cup bisa merenggut keperawanan
Menstrual cup diletakkan jauh di bawah mulut rahim sehingga tidak sampai merusak selaput dara. Namun Andon tetap menyarankan bagi perempuan yang belum menikah untuk memilih ukuran yang pas dan memasukkan menstrual cup tidak terlalu dalam.
3. Darah akan berbalik ke rahim saat menstrual cup penuh
Andon mengatakan darah haid tidak akan refluks atau berbalik ke rahim. Pengguna menstrual cup hanya perlu rutin mengeluarkan dan membuang darah haid. Menstrual cup yang penuh bisa berisiko terjadi kebocoran.
 Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen Infografis Seberapa Banyak Butuh Uang untuk Beli Pembalut? |
4. Menstrual cup bikin susah buang air kecil
Lubang saluran kencing dan lubang vagina berbeda. Menstrual cup ditempatkan di dalam vagina sehingga tidak akan mengganggu buang air kecil. Namun pemilihan ukuran menstrual cup yang kurang tepat kemungkinan bisa mengganggu buang air kecil.
"Kalau terlalu besar lalu mendorong ke depan, ukuran enggak pas [bisa ganggu buang air kecil]," imbuh Andon.
5. Menstrual cup bikin vagina longgar
Ini tidak akan terjadi. Menstrual cup terbuat dari bahan yang memungkinkan cawan lentur dan tidak sampai membuat vagina longgar. Bahkan penis yang ereksi pun tidak akan sampai membuat vagina longgar. Vagina yang longgar biasanya karena dilewati benda besar semacam kepala bayi saat proses persalinan normal.
6. Pengguna kontrasepsi jenis IUD sebaiknya tidak menggunakan menstrual cup
Andon menduga informasi ini merebak karena saat menggunakan kontrasepsi IUD, darah haid cenderung lebih banyak dari biasanya sehingga menstrual cup tidak mampu menampung. "Padahal sih enggak segitu-gitu amat," katanya.
Pada pengguna IUD, lanjut Andon, mereka biasanya akan protes saat darah haid bertambah banyak. Justru biasanya, menstruasi akan lebih lama karena menggunakan IUD. Kalau biasanya menstruasi cukup 5-6 hari dan hari ketujuh bersih, saat pakai IUD bisa sampai 10 hari. "Namun jumlah darah per harinya enggak jauh lebih banyak, menstrual cup tetap bisa menampung," imbuhnya.