Jakarta, CNN Indonesia --
Kencan di era pandemi memang beda. Kaum milenial atau Gen Z alias generasi yang lahir di akhir 1990-an hingga awal 2000-an merasakan betul imbas pandemi terhadap kencan. Pandemi yang serba membatasi menimbulkan rasa kehilangan, kerinduan, hingga kesepian.
Alhasil, kaum milenial pun mencari cara baru untuk bisa terhubung dengan banyak orang. Mulai dari kencan 'new normal' hingga lebih terbuka di aplikasi kencan.
Berdasarkan survei terbaru aplikasi kencan Tinder terhadap 400 pengguna pada Juni lalu menunjukkan lebih dari separuh merasa terisolasi dan merindukan interaksi personal. Sebanyak 60 persen pengguna punya keinginan untuk bertemu lebih banyak orang baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, kencan seperti apa yang diinginkan kaum milenial?
Berdasar survei, mayoritas kaum milenial ingin pergi bertualang bersama teman kencan mereka (lebih dari 50 persen), menghabiskan akhir pekan berlatar pemandangan indah (45 persen), aktivitas yang berhubungan dengan alam seperti hiking atau ke pantai (43 persen), dan berburu kuliner (30 persen). Kencan dilakukan untuk memperbanyak kesempatan bertemu orang baru sembari melihat bisa dibawa ke mana relasi ini (40 persen).
Sementara itu, pemilik aplikasi kencan seolah ingin menjawab kebutuhan penggunanya yang terkungkung pandemi. Pada Maret 2020 lalu, Tinder membebaskan biaya 'Passport' yakni fitur yang memungkinkan pengguna untuk 'berada' di satu lokasi berbeda tanpa harus berpindah tempat.
"Kita semua terjebak di rumah. Di situ kami memutuskan untuk menginisiasi 'Passport Free'. Ini sebenarnya fitur untuk pengguna Premium. Anda bisa drop di lokasi manapun di planet ini, misal di Kutub, lalu ke sana. Saat kami membuka Passport Free, orang menciptakan koneksi, kami melihat 3 miliar 'swipe right'," kata APAC Communication Tinder, Papri Dev dalam temu media virtual, Selasa (9/11).
Melihat lonjakan ini, rasanya penggunaan aplikasi kencan bukan hal yang aneh lagi. Bahkan berkat pandemi terbentuk tren kencan baru di kalangan Gen Z.
Simak tren kencan kaum milenial di Indonesia di halaman berikut.
Berdasarkan pengamatan dan hasil survei global yang dilakukan Tinder, ada beberapa temuan menarik.
1. Orang akan lebih jujur dan otentik dalam berkencan
Pandemi rupanya memberikan pandangan baru di mana dalam situasi serba terbatas dan kecemasan akan penularan membuat orang lebih mau terbuka dan jujur tentang siapa diri mereka. Terdapat label 'anxiety' dan 'normalize' pada profil yang menunjukkan situasi pengguna.
2. Batasan yang jelas
Profil di Tinder menjadi lebih jelas dengan mencantumkan ekspektasi yang diinginkan pengguna dari teman kencan mereka. Sejak pandemi banyak yang menuliskan 'pakai masker' atau 'wear a mask'. Ini pun dibarengi dengan percakapan seputar 'consent'. Ke depan, obrolan mengenai batasan dan kesepakatan bakal lebih umum.
3. 'Kita jalanin dulu aja'
Dalam situasi serba tidak pasti, mayoritas pengguna marak mencari pasangan kencan dengan status 'tidak mencari jenis hubungan tertentu'. Survei menunjukkan hampir 50 persen melakukan hal ini. Tampaknya pandemi membuat generasi sekarang lebih memilih untuk 'jalanin saja dulu' daripada mengarah pada komitmen pernikahan.
4. Kencan ala 'new normal'
Pertemuan tatap muka yang cukup berisiko rasanya membuat kencan digital jadi bagian dari 'new normal'. Meski situasi mulai membaik, kencan digital tetap dipertahankan. Sebanyak 40 persen pengguna Tinder mengaku mereka akan terus melakukan kencan digital.
5. Aktivitas bersama di kencan pertama
Lokasi tongkrongan tidak sebanyak dulu. Bahkan sebagian tutup lebih awal karena pandemi. Ini pun menggeser kebutuhan kencan, bukan lagi duduk dan makan berdua. Kencan akan diisi dengan aktivitas berdua misal, bermain sepatu roda.
6. Mencari teman kencan yang satu wilayah
Aturan work from home (WFH) membuat orang bisa bekerja dari manapun, tidak harus di kantor. Fitur 'Passport' pun memungkinkan orang untuk mengganti lokasi sesuka hati. Namun tetap saja, orang mencari teman kencan yang satu wilayah atau lokasi dengannya.
7. Sentuhan
Tinder melihat semakin banyak orang mencantumkan keinginan untuk mendapat sentuhan-sentuhan kecil dari teman kencannya. Penggunaan kata 'cuddle' atau pelukan meningkat 23 persen, kemudian berpegangan tangan meningkat hingga 22 persen. Absen kontak fisik selama berbulan-bulan bahkan tahun membuat pengguna aplikasi kencan sangat menghargai sentuhan kecil sebagai bentuk kasih sayang.