Berada di tengah dunia yang berjalan cepat dan dinamis membuat kita kerap menggunakan pencapaian sebagai tanda kebahagiaan, dan bahkan membandingkannya dengan rekan, teman, atau keluarga sendiri.
Berapa banyak dari kita yang acap kali merasa tertinggal ketika saudara mendapat promosi, atau ketika teman kuliah membuka bisnis baru?
Penulis Handbook For Today, Anna Tomkins, memaparkan bahwa upaya terus-menerus mencapai kesuksesan rentan membuat orang merasa cemas, sengsara, dan tidak mampu bertindak dengan sungguh-sungguh berdasar keinginannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, ketika tujuan atau definisi kesuksesan yang kita miliki tidak jelas, dan hanya mengikuti norma-norma pada umumnya. Bahwa di usia sekian kita harus sudah memiliki A, B, C atau D, dan serangkaian ekspektasi lain yang dibebankan tanpa sadar.
Hal ini, disebut oleh Anna sebagai FOMOGA, fear of missing out on goal achieving. Artinya, takut ketinggalan dalam mencapai tujuan atau cita-cita dalam hidup.
"Bagaimanapun, kita kerap tidak tahu hal besar apa yang ingin dicapai dan itu membuat kita merasa cemas," ujar Anna seperti dikutip dari Metro.co.uk.
Berikut beberapa hal yang disarankan Anna agar tidak terjebak dalam FOMOGA namun tetap mencapai sesuatu yang diinginkan.
Berhenti sejenak dari rutinitas sembari kembali mengingat yang kita miliki. Bukankah yang ada di depan kita adalah hal yang membuat kita senang dan cukup? Apakah kita menginginkan hal lain karena memang ingin atau hanya karena tekanan sosial?
Nah, jika kita menginginkan hal-hal besar dalam hidup, coba tanyakan pada diri sendiri kenapa kita menginginkannya?
"Kita butuh kejujuran yang besar untuk mengakui bahwa beberapa tujuan besar tidak ditetapkan untuk membuat kita merasa senang tentang hasilnya, tetapi sebatas keinginan untuk membuat orang lain terkesan," papar Anna.
Ia melanjutkan, terkadang yang kita cari dalam hidup adalah kebahagiaan dan bukan pencapaian besar. Terlebih, jika kita menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil pun tidak ada masalah.
Hal-hal yang terlalu besar di luar diri sendiri sebagai individu ada kalanya menjadi beban yang membuat kaki sulit melangkah. Kadang kala, meskipun sudah melakukan banyak hal untuk tujuan tertentu, namun tujuan tersebut masih terlalu besar untuk diselesaikan seorang diri.
"Jika tujuan Anda adalah sesuatu yang besar dan mengubah dunia, itu mungkin terlalu besar untuk diatasi. Saat menetapkan tujuan apa pun, pikirkan apakah Anda dapat mencapainya secara realistis," papar Anna.
Nah, untuk terhindar dari masalah ini, penting untuk memasang target yang bisa dicapai. Tentu dengan mempertimbangkan kemampuan dan kondisi di sekitar yang mendukung ataupun menghambat.
Untuk mencapai tujuan, ingat bahwa kasih sayang dan kepedulian pada diri sendiri adalah hal penting, dan jangan terus menerus mengkritik diri sendiri.
"Memeriksa kebutuhan dan kekhawatiran kita memainkan peran penting dalam pencapaian tujuan, karena kekhawatiran dapat membuat kita merasa lumpuh (kebalikan dari produktivitas sehat yang kita cari)," catat Anna.
(cyn/vws)