Kue maksuba atau lapis ala Palembang ini mempunyai makna tersendiri sehingga identik sebagai kue khas hajatan.
Proses mengolah kue maksuba bisa dibilang tidak mudah, sebab harus sangat teliti supaya adonannya tidak gagal.
Bahan dasarnya juga menggunakan telur bebek dalam jumlah besar dan aneka bahan tambahan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak memakai bahan pengembang, kue maksuda bisa bertahan sekitar 1 bulan, terutama jika disimpan dalam kulkas.
Kemplang merupakan kerupuk yang terbuat dari campuran ikan tenggiri, tepung tapioka, serta garam.
Kerupuk kemplang khas Palembang dibuat tanpa digoreng, melainkan dibakar dan disajikan dengan cocolan sambal.
Sebelumnya, bahan utama kerupuk kemplang menggunakan ikan belida karena bisa menghasilkan rasa lebih gurih alami.
Tapi sayangnya, jenis ikan belida sudah mulai langka sehingga sulit didapat. Padahal, zaman dulu, ikan tersebut sangat mendominasi sungai-sungai di Palembang.
![]() |
Memiliki nama unik, pecah seribu merupakan sejenis kerupuk ikan yang menyerupai pecahan mangkuk berbentuk bulat.
Proses pembuatan kerupuk pecah seribu juga unik, karena adonannya ditekan-tekan terlebih dulu kemudian digoreng pada minyak panas sampai mengembang.
Sementara untuk bahan baku pecah seribu relatif sama seperti membuat kerupuk pada umumnya.
Harga per kemasan kerupuk ini sangat murah. Cara menikmatinya bisa dengan cuko pempek atau kuah tekwan.
Meskipun memiliki nama sambal, makanan ini bukan seperti sambal pada umumnya dengan tekstur basah.
Sambal lingkung merupakan abon ikan yang dimasak cukup lama sehingga menghasilkan tekstur kering tapi tidak berserat.
Cita rasanya justru jauh dari rasa pedas sambal cabai. Alih-alih pedas, sambal lingkung justru identik dengan rasa gurih serta berempah.
Tidak hanya terkenal di Palembang, sambal lingkung juga menjadi makanan khas di Bangka Belitung.
Deretan oleh-oleh khas Palembang legendaris di atas cukup mudah ditemui. Terutama di toko pusat yang menjajakan makanan khusus buah tangan.
(avd/asr)