Jakarta, CNN Indonesia --
Hingga kini kasus positif Covid-19 mencapai angka lebih dari 20 ribu kasus. Varian Omicron bertanggung jawab atas kenaikan kasus karena penularannya yang begitu cepat. Di samping itu gejalanya terbilang mirip flu seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
Para praktisi kesehatan tidak bosan mengingatkan penerapan protokol kesehatan. Protokol kesehatan meliputi 3M yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Bahkan ada pula yang menyerukan 5M yakni 3M ditambah membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan.
Selain protokol kesehatan, Anda pun bisa menerapkan langkah-langkah berikut demi mencegah penularan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 cara tak tertular Omicron:
1. Konsumsi pangan dengan gizi seimbang
Apa saja makanan yang Anda konsumsi hari ini? Di masa pandemi, orang memang semakin sadar akan kesehatan, tetapi tidak jarang ada pula ada yang masih menganut prinsip makan asal kenyang.
Menurut ahli pulmonologi Erlang Samoedro, salah satu langkah pencegahan penularan varian Omicron adalah konsumsi gizi seimbang.
Seperti apa gizi seimbang itu?
Praktisi gizi olahraga, Mury Kuswari, memberikan panduan sederhana agar makan tepat, tidak pusing berhitung kalori tetapi kebutuhan gizi tetap terpenuhi.
- Karbohidrat, sebanyak satu kepal tangan, bisa terdiri dari gandum, nasi, maupun umbi-umbian.
- Protein, sebanyak satu telapak tangan, bisa terdiri dari kacang-kacangan, daging-dagingan maupun produk unggas.
- Lemak, cukup seruas ibu jari, biasanya berupa minyak nabati maupun bahan pangan dengan kandungan lemak misal, alpukat.
- Serat dan vitamin, diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan sebanyak satu kepal tangan, sedangkan sayuran sebanyak dua telapak tangan.
2. Konsumsi vitamin
Suplemen makanan berupa vitamin maupun mineral kini mudah ditemui di pasaran. Menurut ahli gizi sekaligus Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) Approved Educator, Irtya Qiyamulail, mengatakan pemenuhan asupan vitamin sebenarnya dapat diperoleh dari makanan.
"Namun, apabila sulit dipenuhi melalui makanan dapat menggunakan suplementasi sebagai penunjang pemenuhannya," kata Irtya pada CNNIndonesia.com via surat elektronik beberapa waktu lalu.
3. Olahraga rutin
Saat gizi sudah dipenuhi, jangan lupa berolahraga. Intensitas olahraga sebaiknya perlu diperhatikan. Olahraga yang dilakukan dengan intensitas tinggi justru akan membuat daya tahan tubuh menurun.
"Ingat, semakin berat olahraga maka orang semakin rentan infeksi. Ini ada kurvanya, di mana olahraga intensitas tinggi tidak disarankan karena risiko terpapar infeksi juga makin tinggi," kata dokter kesehatan olahraga Michael Triangto, beberapa waktu lalu.
4. Kelola stres
Stres memang tidak bisa dihindari, tetapi stres bisa dikelola agar tidak sampai mengganggu kesehatan tubuh. Ahli alergi-imunologi FKUI, Sukamto, berkata semakin stres seseorang, maka orang tersebut akan mudah jatuh sakit.
Sebuah meta analisis pada 354 penelitian dalam rentang 1980-2003 tentang stres dan kesehatan di Taiwan menemukan ada hubungan antara stres dan aspek kesehatan fisik. Stressor akut seperti ujian dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan regulasi beberapa parameter kekebalan alami dan penurunan regulasi beberapa fungsi kekebalan spesifik.
Sebaiknya stres dikelola dan diturunkan misalnya dengan self healing. Anda bisa melakukan hobi, eksplorasi hal baru, memperbanyak komunikasi dengan orang-orang terdekat atau sesederhana memperbaiki jam tidur.
5. Menjaga sirkulasi udara ruangan tetap baik
Dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti mengingatkan bahwa penularan SARS-CoV-2 ada dua yakni droplet dan airborne. Perlindungan dari penularan akan semakin baik jika sirkulasi udara di ruangan diperhatikan.
"Ruang tertutup, ber-AC, ini bahaya. Satu positif, bernapas di situ, bisa menularkan ke yang lain [lewat udara AC]," ujar Karyanti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (9/2).
Oleh karena itu, usahakan ruangan memiliki ventilasi alami maupun vetilasi mekanik semisal dengan memasang kipas angin atau hexos fan.
Itulah cara mencegah varian Omicron selain dengan protokol kesehatan atau prokes.