Jakarta, CNN Indonesia --
Ibarat lampu lalu lintas, lampu merah menandakan Anda harus berhenti saat berkendara. Begitu pula dalam hubungan, jika Anda menemukan 'red flags' atau tanda bahaya berarti Anda perlu mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan.
Akan tetapi sebelum lampu merah menyala, biasanya didahului dengan lampu kuning yang meminta pengendara untuk menurunkan kecepatan. Jika diaplikasikan dalam hubungan, 'lampu kuning' menandakan perilaku atau situasi hubungan yang membuat Anda perlu melakukan evaluasi.
"Yellow flags adalah tanda yang memberitahu Anda kapan harus melangkah ringan, berhati-hatilah, dan beri diri Anda waktu untuk menilai lebih lanjut pasangan Anda untuk memastikan Anda berinvestasi dalam hubungan yang benar," jelas Parisa Ghanbari, psikoterapis berlisensi, mengutip dari Bustle.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai petunjuk, berikut sederet 'lampu kuning' atau 'yellow flags' dalam hubungan.
1. Tidak ada riwayat jalinan hubungan dalam waktu lama
Anda baru saja menyadari bahwa ini hubungan serius pertama pasangan. Anda boleh senang tetapi sebaiknya tidak menurunkan kewaspadaan.
"Dalam beberapa kasus, kurangnya hubungan jangka panjang dalam riwayatnya dapat berarti dia bukan pasangan yang hebat, ada masalah komitmen, atau dia punya standar dan harapan tidak realistis tentang hubungan," kata psikolog Sarah Schewitz.
Akan tetapi, Anda tidak bisa langsung memberikan cap buruk buat pasangan. Anda hanya perlu mengamati bagaimana pasangan berjuang untuk hubungan yang sekarang.
2. Penuh keraguan
Rasanya malas jika berhadapan dengan orang yang kaku akan keputusannya. Namun susah memberikan keputusan, ragu-ragu juga menimbulkan kecemasan dan ketegangan.
Ilmuwan tingkah laku hewan Jennifer Verdolin, dalam tulisannya di Psychology Today, menyebut seseorang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan, tidak pernah ingin membuat keputusan yang salah, atau ingin menyerahkan semua beban berat (memutuskan) pada Anda jelas tidak akan menjadikan Anda berdua pasangan yang kuat.
"Jadi, jika jawaban teman kencan Anda untuk semuanya adalah 'Aku tidak tahu ke mana kita harus pergi makan atau mungkin kita bisa bertemu kapan-kapan', itu adalah sinyal halus bahwa mereka belum siap untuk suatu hubungan," tulis Verdolin.
3. Kesulitan kontak mata
Verdolin berkata kontak mata perlu dibedakan dengan menatap. Menatap bisa menandakan tantangan atau ancaman, sedangkan kontak mata berbeda. Menghindari kontak mata bisa berarti menahan sesuatu, biasanya informasi atau perhatian.
Menurut dia, orang menggunakan kontak mata untuk informasi dan isyarat sosial yang penting.
"Jika teman kencan Anda terus-menerus melihat ke arah lain, seperti monyet Rhesus, Anda juga akan melakukannya, karena ingin melihat apa yang dia lihat. Ini akan membuat Anda merasa bingung, tidak pasti, dan sedikit cemas," katanya.
4. Susah menerima kritik
'Lampu kuning' dalam hubungan bisa dilihat dari cara orang menangani kritik. Saat si dia mampu menerima percakapan yang kurang nyaman seperti kritikan, ini menandakan dia seorang yang cerdas secara emosional.
Amati cara dia menanggapi kritik. Apa dia terbuka dan mendengar umpan balik Anda? Apa dia bereaksi dengan membela diri atau bahkan membalas karena terluka? Jika yang kedua, ini berarti 'lampu kuning'.
"Anda ingin bersama pasangan yang berusaha memahami dan berempati dengan perasaan Anda, bukannya bersikap defensif atau tersinggung," ujarnya.
5. Sering berasumsi
Ingat, hanya Anda yang mengenal diri Anda dengan baik. Ini jadi 'lampu kuning' jika pasangan membuat asumsi asal tentang bagaimana Anda berpikir atau merasa, seolah dia lebih mengenal Anda.
"Ini menunjukkan bahwa orang tersebut benar-benar tidak mencoba untuk mengenal Anda, bahwa dia memiliki [praduga] tentang Anda dan siapa Anda. Jika ini terus berlanjut, kepercayaan tidak akan pernah bisa dibangun dalam hubungan, dan Anda mungkin merasa tidak didengar, dilihat, atau dipahami siapa diri Anda sebenarnya," jelas Ghanbari.
6. Sulit komunikasikan perasaan
Hubungan yang sehat memerlukan ketrampilan komunikasi yang baik terutama dalam situasi emosional. Namun dalam beberapa pengalaman, ternyata Anda kesulitan mengenali emosi pasangan dan pasangan juga kesulitan mengungkapkan apa yang sedang dirasakan. Ini bisa jadi ia belum bersedia secara emosional, sedang 'menginjak' rem, atau dia memerlukan waktu lebih untuk membuka sisi rapuhnya pada Anda.
"Jika Anda merasa dia terlalu tertutup, katakan pasanya bahwa Anda ingin tahu lebih banyak tentang hatinya. Ajukan pertanyaan untuk memudahkan dia berbagi. Jadilah penasaran tentang mengapa dia tidak bicara tentang perasaan dan coba untuk menciptakan ruang aman, bebas penilaian untuk menariknya keluar," jelasnya.