Waspada, Ada 10 Penyakit yang Mengintai Anak di Musim Hujan
Covid-19 masih jadi momok buat siapapun, mulai dari anak hingga lansia. Namun orang tua tidak boleh mengendurkan kewaspadaan terhadap penyakit-penyakit lain. Anak bisa rentan terkena beberapa jenis penyakit yang kerap merebak di musim hujan.
Menurut Nina Dwi Putri, dokter spesialis anak-subspesialis penyakit infeksi tropik, ada beberapa mode penularan penyakit yang disebabkan hujan dan banjir. Beberapa penyakit bisa menular lewat air yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang menurun akibat hujan dan banjir.
Berikut daftar penyakit yang rawan dialami anak selama musim hujan menurut Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
1. Dengue
Hujan tidak jarang menimbulkan genangan air di lingkungan tempat tinggal. Ini bakal jadi suaka yang mendukung perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi virus dengue.
Infeksi virus dengue banyak terjadi di kawasan tropis. Tidak hanya anak-anak, infeksi juga rawan dialami orang dewasa. Sangat penting menerapkan 3M (menguras, mengubur, menutup) plus penyebaran bubuk abate untuk memberantas sarang nyamuk dan menghindari gigitan.
2. Infeksi jamur
Musim hujan memungkinkan kondisi kulit terus lembap dan basah sehingga berisiko timbul infeksi jamur. Sebaiknya orang tua memastikan kulit anak kering sepanjang waktu.
Mengutip rilis yang diterima CNNIndonesia.com pada Jumat (25/2) dari IDAI, jamur akan berkembang biak pada kulit lembap dan tidak terpapar udara luar. Pastikan anak Anda berganti pakaian sesuai kondisi badan dan rajin mengeringkan diri setelah bermain.
3. Leptospirosis
Leptospirosis ditimbulkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ada pada urin hewan pengerat yang kemudian mengontaminasi tanah, lumpur dan air. Saat tanah, lumpur dan air yang terkontaminasi ini kontak dengan kulit dan selaput lendir, anak bisa demam, sakit kepala, bengkak pada otot, mata merah, sakit perut, mual dan muntah serta ruam merah pada kulit.
4. Infeksi saluran cerna
Infeksi saluran cerna dipicu sistem pembuangan limbah yang buruk, kebersihan yang tidak terjaga, kepadatan penduduk dan konsumsi air yang tercemar saat banjir. Untuk menghindari infeksi saluran cerna, sangat penting memastikan kebersihan pangan anak dan anak makan dalam kondisi tangan bersih.