LANCONG SEMALAM

Dimabuk Nuansa Malam Pangandaran

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Apr 2022 19:00 WIB
Jika mudik melintasi jalur Pansela, sempatkan menepi di Pangandaran. Sejuta cerita bisa dibuat meski hanya semalam di Pangandaran.
Pantai Pasir Putih Pangandaran adalah satu dari sekian banyak tempat wisata di Pangandaran, yang sangat populer, dan hits di kalangan wisatawan. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Malam pukul 11.00 pada akhir Maret, gerimis tak berkesudahan menyambut kami saat sampai di Kabupaten Pangandaran. Wilayah yang menawarkan puluhan tempat wisata ini menjadi salah satu persinggahan tim CNNIndonesia.com saat menyusuri jalur mudik pantai selatan (Pansela), dari Jakarta menuju Yogyakarta. 

Pangandaran jadi titik pemberhentian kami yang keempat setelah Ciwidey, Cianjur, dan Garut. 

Kota ini lebih ramai dibanding Garut dan Cianjur saat malam hari. Meski lampu jalanannya sama-sama minim, ingar bingar dari kafe, resto dan tempat wisata malamnya cukup menerangi jalanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuansa Pangandaran sebagai tempat pelesir jelas lebih kentara. 

Sayangnya, malam itu kami ingat harus mengurus penginapan dulu agar bisa beristirahat untuk menjajal Pangandaran keesokannya.

Kami memilih penginapan yang berlokasi di Jalan Kidang Pananjung. Jaraknya hanya 750 meter dari Pantai Barat Pangandaran.

Sampai di penginapan, kami langsung bergegas tidur. Tak sabar menyambut hari esok.

Body Rafting di Green Canyon

Kami bangun sekitar pukul 06.00 pagi dan langsung bersiap-siap sampai pukul 07.00 WIB. Tujuan pertama adalah Green Canyon, salah satu destinasi wisata andalan Pangandaran.

Tak ingin kesiangan, kami pun sarapan di penginapan. Menyantap nasi kuning dengan irisan telur dadar sambil membicarakan rencana perjalanan sehari itu.

Usai sarapan kami meluncur ke lokasi tujuan yang jaraknya sekitar 28 km. Waktu tempuh dari penginapan ke Green Canyon sekitar 40 menit.

Tiba di sana kami istirahat sejenak memesan teh di warung persis di depan pintu masuk Green Canyon. Meluruskan kaki sambil mempersiapkan diri untuk dibawa oleh arus Green Canyon.

Kami ambil paket body rafting untuk tiga orang dengan trip pendek hingga ke dalam gua. Trip itu kemungkinan memakan waktu 2-3 jam. Kami pilih paket itu agar bisa menjajal destinasi wisata lainnya.

Kocek yang harus dikeluarkan Rp1.000.000 sudah plus dua pemandu. Kami juga tetap bisa membawa alat-alat elektronik seperti handphone dan kamera. Semuanya aman, dimasukkan dry bag dan dibawakan oleh pemandu.

Bagi yang hanya tertarik menaiki kapal hingga ke mulut Green Canyon, ada juga opsi sewa kapal Rp200 ribu atau Rp400 ribu dengan jarak dan waktu sewa berbeda berbeda. 

Body rafting sendiri dimulai dari Guha Bahu. Untuk sampai sana, kami menaiki mobil pikap selama 15 menit dan memasuki hutan lindung yang rimbun. Belum mulai mengayuh saja sudah asyik.

Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami tiba di titik awal. Kami langsung loncat menceburkan diri ke sungai itu. Arus langsung membawa badan kami dari satu titik ke titik lain.

Cukang Taneuh atau Green Canyon adalah salah satu objek wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Objek wisata ini berjarak ± 31 km dari Pangandaran. CNN Indonesia/ Adi Maulana IbrahimCukang Taneuh atau Green Canyon adalah salah satu objek wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Objek wisata ini berjarak ± 31 km dari Pangandaran. (CNN Indonesia/ Adi Maulana Ibrahim)

Pemandu selalu memberi arahan dan mengawasi kami. "Badan harus terlentang, kaki di depan dan jangan panik," begitu kata mereka.

Pemandu juga menjelaskan alasan mengapa kaki harus di depan bukan kepala. Green Canyon, selain dipagari oleh tebing, banyak juga bebatuan yang bisa saja membuat kita terbentur jika lalai.

Sesekali kami juga memanjat bebatuan dan melewatinya. Petualangan air yang menyenangkan. Belum lagi mandi di Pemandian Kolam Putri. Kolam ini berada di atas batu tinggi dan diguyur oleh air terjun dari atas tebing.

Turun dari Kolam Putri, kami kembali menyusuri sungai, menyaksikan arus air berputar seperti blender, sampai meloncat dari batu jamur dengan ketinggian 8 meter.

Kami menghabiskan waktu hampir empat jam di Green Canyon. Lebih lama dari yang kita targetkan. Sekaligus mengubah agenda jajal hari itu.

Beberapa destinasi wisata lain dengan berat hati kami coret karena harus berpacu waktu. Tapi kami tak begitu menyesali. Bermain dengan arus, dibasuh hujan abadi sampai memanjakan mata dengan panorama tebing yang indah sudah cukup membuat bahagia.



Berkuda Menjemput Saat Senja

Dari Green Canyon kami bergegas balik kanan ke arah penginapan. Driver membawa kami ke destinasi wisata lainnya, Pantai Pangandaran.

Kami tiba di sana pukul 16.00 WIB, saat matahari mulai turun.

Sore itu pantai ramai pengunjung. Ada yang duduk di bibir pantai melihat ombak, ada yang berjalan jalan sambil bercengkerama. Anak-anak kecil berlarian sambil meniup balon air. Ada juga kuda hilir mudik dengan atau tanpa penunggangnya.

Rekan saya menyarankan untuk mencoba menikmati pantai berbeda dari biasanya. Saya pun menyewa kuda dan berkeliling di sepanjang pantai sambil menikmati mega langit yang orens.

Sebelum matahari benar-benar tenggelam, saya turun dari kuda dan memutuskan untuk menaiki sampan, berkeliling di laut Pangandaran.

Monumen Keberanian Susi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER