Jakarta, CNN Indonesia --
Toples-toples kue kering terlihat begitu menggoda di hari raya. Tapi di balik toples kue kering ini, ada perjuangan keras yang harus dilewati.
Semua dimulai dari mencari ujung selotip. Kenapa sih selotip ini selalu jadi cobaan tiap kali mau makan nastar?
Dede Suprayitno, pemilik usaha kue Serasa Homemade, menuturkan keberadaan selotip bukan tanpa tujuan. Selotip akan memastikan toples tetap kedap udara dan kue kering tetap renyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebagai antisipasi supaya cookies tetap fresh dan renyah. Bukan hanya itu, selotip untuk penutup juga ditujukan agar tidak ada serangga seperti semut yang masuk dalam toples," ujar Dede pada CNNIndonesia.com via pesan singkat, Rabu (27/4).
Senada dengan Dede, Bushido Bintari, Managing Director Ann's Bakehouse & Creamery, berkata selotip digunakan untuk memperkuat toples sehingga kue-kue tidak mudah hancur saat proses pengiriman.
Ann's Bakehouse & Creamery banyak melakukan pengiriman ke luar kota sehingga selotip jadi solusi agar produk aman meski ada goncangan.
"Kami memastikan dalam keadaan apapun, produknya tetap stay firm. Kue atau kukis kering kan dimasukkan satu-satu dan sudah diukur ukurannya untuk satu toples," kata perempuan yang akrab disapa Dori saat dihubungi lewat telepon.
Penanda di ujung selotip = waktu pengemasan ekstra
Hanya saja, selotip yang jadi solusi buat produsen, malah jadi sumber derita buat konsumen. Bagaimana tidak? Mencari ujung selotip ini seakan mencari jarum di tumpukan jerami.
Dede mengakui selotip memang bikin konsumen 'gemas.' Namun dia mengeluhkan selotip di pasaran tidak memiliki desain khusus dan memudahkan konsumen.
"Sementara yang banyak digunakan adalah selotip biasa tanpa ada penanda. Selotip seperti ini biasanya mudah ditemui pedagang cookies," imbuhnya.
Selain itu, keinginan untuk memudahkan konsumen malah bisa jadi menyulitkan produsen. Gita R. owner dari Suri Patisserie menjelaskan, mengepak kue merupakan salah satu proses yang memakan waktu.
Menurutnya, banyak detail yang harus dipikirkan dan dipastikan kelengkapannya mulai dari kerapihan kue atau makanan sampai kebersihannya. Pengemasan kue harus bebas dari debu, kotoran atau rambut yang masuk.
"Jadi nambah satu step lagi kayaknya nambahin kerjaan aja. Mungkin kita mikirnya 'Kan cuma gini doang', tapi bayangin kalau dia harus packing ratusan toples per hari. Kalau [selotipnya] dilipat [di ujung] dan enggak rapi, jadinya jelek tampilannya," kata Gita saat dihubungi secara terpisah.
Akan tetapi, Ann's Bakehouse & Creamery memiliki strategi berbeda. Dori berkata sejak toko berdiri pada 2014, toples-toplesnya sudah memiliki penanda untuk memudahkan konsumen membuka toples.
Karena pernah ada di posisi konsumen, Dori mengaku mencari ujung selotip memang bikin kesal, terlebih selotip biasanya transparan.
"Kami pakai tali warna gold, nanti diselipkan di ujung selotip sehingga ada bagian yang tidak menempel pada toples. Memang perlu usaha dan waktu lebih, waktu packing jadi lebih panjang, kemudian sangat detail harus memotong tali kecil-kecil, ditempel," katanya.
Meski demikian, usaha ini tidak sia-sia sebab pelanggan benar-benar dimudahkan. Bahkan buat pelanggan setia, penanda di toples Ann's Bakehouse & Creamery merupakan tanda khas toko.