Survei: 7 dari 10 Pasien Lupus Kesulitan Beraktivitas Normal
Jajak pendapat menemukan bahwa penyakit lupus memengaruhi mobilitas dan kemampuan penderitanya untuk beraktivitas secara normal. Hasil survei dikeluarkan bertepatan dengan peringatan Hari Lupus Sedunia.
Dalam data yang dirilis oleh World Lupus Federation (WLF), tujuh dari sepuluh peserta menjawab lupus telah menghambat mobilitas mereka. Bukan hanya itu, sebagian besar responden melaporkan bahwa mereka terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-hari penyakit autoimun tersebut.
Survei yang terdiri dari 11 pertanyaan dan tanggapan ini dilakukan selama 10-26 April. Lebih dari 4 ribu orang menanggapi survei, dengan lebih dari 3.500 orang memberi tanggapan lengkap. Peserta berasal lebih dari 70 negara.
Ketua Lupus Eropa sekaligus salah satu anggota pendiri Federasi Lupus Dunia Jeanette Andersen mengatakan, lupus dapat memengaruhi setiap bagian kehidupan seseorang. Bahkan, rasa sakit atau kelelahan akibat penyakit ini menunjukkan betapa lupus dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
"Ini [lupus] dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup. Penting untuk orang dengan lupus agar bekerja dengan tim perawatan untuk mengelola rasa sakit dan mobilitas," kata Andersen dikutip dari World Lupus Day, Selasa (10/5).
Bukan cuma memengaruhi mobilitas, rasa sakit akibat penyakit ini juga dilaporkan menjadi masalah yang cukup signifikan. Hampir 90 persen peserta menjawab bahwa rasa sakit mengganggu aktivitas normal, termasuk pekerjaan rumah dan pekerjaan di luar rumah.
Selain itu, 73 persen peserta survei menjawab bahwa mereka secara fisik kurang aktif dibandingkan orang lain yang berada di usia yang sama dan tidak menderita lupus.
Untuk diketahui, lupus adalah penyakit autoimun kronis di mana sistem kekebalan tubuh tidak seimbang, menghasilkan antibodi yang merusak jaringan dan organ yang sehat. Penyakit ini paling sering menyerang kulit, persendian, ginjal, otak, jantung, dan paru-paru.
(tst/asr)