Mitos vs Fakta Seks Oral, Tak Selalu Bebas Penyakit
Seluruh anggota tubuh bisa diajak untuk eksplorasi seks, termasuk lidah. Oral sex atau seks oral jadi salah satu metode foreplay yang 'menantang' sekaligus seru.
Seks oral adalah bentuk stimulasi terhadap vulva dan klitoris atau penis dengan menggunakan mulut atau lidah. Sensasi yang diberikan mulut dan lidah sangat berbeda dan unik jika dibandingkan dengan stimulasi yang diberikan jari.
Sayangnya, banyak orang melakukan metode seks ini tanpa punya bekal pengetahuan yang cukup. Di luar sana, masih banyak mitos seputar oral seks yang menyesatkan tersebar di tengah masyarakat.
Simak beberapa mitos berikut, lengkap dengan penjelasan faktanya.
1. Seks oral bikin bunting
Eksplorasi seksual kerap dibayangi rasa takut akan kehamilan yang tidak direncanakan. Seks oral pun kena imbas sebab dianggap bisa memicu kehamilan sehingga orang enggan mencoba.
Fakta:
Kehamilan terjadi saat sel telur bertemu dengan sel sperma. Pertemuan sel telur dan sel sperma tidak terjadi dalam seks oral.
"[Dalam seks oral] sperma akan ada di mulut, [sperma] tidak ada di tempat pertemuannya dengan sel telur. Jadi, tidak ada kemungkinan hamil," ujar ahli fertilitas Shivani Sachdev Gour, mengutip Times of India.
2. Seks oral itu kotor
Pertemuan oral (mulut) dengan alat kelamin bukan ide menarik. Metode itu dianggap bisa memasukkan banyak kotoran lewat mulut.
Fakta:
Saat hubungan intim, termasuk seks oral, hanya dilakukan dengan satu orang yang sama, kebersihan seharusnya tidak jadi masalah. Jika tak yakin akan kebersihan pasangannya, tentu seks oral tak akan masuk dalam aktivitas ranjang.
"Seorang pria memang buang air kecil dan ejakulasi di titik yang sama. Tapi, menjaga kebersihan yang baik bisa memastikan keamanan," ujar seksolog, Rajan Bhonsle.
Simak mitos dan fakta seks oral lainnya di halaman berikutnya..