Penglihatan Indra Bekti Buram Usai Stroke, Ini 7 Efek Stroke ke Tubuh

CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2023 18:30 WIB
Usai menderita pecah pembuluh darah, kondisi Indra Bekti berangsur-angsur membaik. Selain menyerang penglihatan, apa saja efek stroke yang bisa dialami oleh tubuh? (Detikcom/Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia --

Usai menderita pecah pembuluh darah, kondisi Indra Bekti berangsur-angsur membaik. Namun, baru-baru ini dilaporkan bahwa penglihatannya kini buram dan hanya mampu melihat objek dari jarak dekat.

Hal ini disampaikan oleh Roy Manella, manajer Indra Bekti. Ia menyebut bahwa artisnya itu mengalami stroke ketika pembuluh darahnya pecah. Stroke tersebut kemudian menyerang penglihatan Indra.

"Memang benar ada strokenya juga, tapi strokenya larinya ke penglihatan," kata Roy Manella di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (31/1).

Kendari demikian, penglihatan Indra Bekti sudah berangsur membaik. Roy menyebut saat ini Indra sudah bisa melihat warna dari sisi matanya.

"Katanya dari sisi pandang kiri itu bisa melihat warna. Yang depan itu masih agak blur," ujarnya.

Selain menyerang penglihatan, lantas, apa saja efek stroke yang bisa dialami oleh tubuh?

Pada dasarnya, stroke terjadi ketika darah yang membawa oksigen tidak dapat mencapai otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak rusak dan bisa mati jika dibiarkan tanpa oksigen meski hanya beberapa menit.

Oleh sebab itu, stroke membutuhkan perawatan medis segera, berpotensi mematikan, dan dapat memengaruhi beberapa bagian tubuh setelahnya.

Melansir Healthline, berikut sejumlah efek jangka panjang stroke pada tubuh. 

1. Sistem pernapasan

Kerusakan pada area otak yang mengontrol proses makan dan menelan dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah dengan fungsi tersebut. Kondisi ini disebut dengan disfagia, yang merupakan salah satu gejala umum setelah stroke.

Untungnya, kondisi ini sering kali dapat membaik seiring berjalannya waktu.

Jika otot di tenggorokan, lidah, atau mulut tidak dapat mengarahkan makanan ke kerongkongan, makanan dan cairan dapat masuk ke saluran napas dan mengendap di paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi dan pneumonia.

Stroke yang terjadi di batang otak, di mana fungsi vital tubuh seperti pernapasan, detak jantung, dan suhu tubuh dikendalikan juga dapat menyebabkan masalah pernapasan. Jenis stroke ini lebih mungkin menyebabkan koma atau kematian.

2. Sistem saraf

Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf di seluruh tubuh. Sistem ini mengirimkan sinyal bolak-balik dari tubuh ke otak. Saat otak rusak, otak tidak bisa menerima pesan-pesan ini dengan benar.

Seseorang yang menderita stroke mungkin merasakan sakit lebih dari biasanya atau saat melakukan aktivitas rutin yang tidak menyakitkan sebelum stroke. Perubahan persepsi ini terjadi karena otak mungkin tidak memahami sensasi, seperti panas atau dingin, seperti sedia kala.

Selain itu, perubahan penglihatan bisa terjadi jika bagian otak yang berkomunikasi dengan mata mengalami kerusakan.

Masalah-masalah ini dapat mencakup kehilangan penglihatan, kehilangan satu sisi atau bagian dari bidang penglihatan, dan masalah menggerakkan mata. Masalah pemrosesan juga bisa terjadi, artinya otak tidak mendapatkan informasi yang tepat dari mata.

Kemudian, foot drop juga bisa terjadi pasca stroke.

Foot drop adalah jenis kelemahan atau kelumpuhan umum yang membuat bagian depan kaki sulit diangkat. Masalah ini biasanya disebabkan oleh kerusakan saraf dan dapat membaik dengan rehabilitasi.

Tak hanya itu, terdapat beberapa tumpang tindih antara area otak dan fungsinya.

Kerusakan pada otak bagian depan dapat menyebabkan perubahan kecerdasan, gerakan, logika, sifat kepribadian, dan pola berpikir. Jika area ini terpengaruh setelah stroke, hal itu juga dapat membuat penderitanya sulit untuk merencanakan sesuatu.

Kerusakan pada sisi kanan otak dapat menyebabkan hilangnya rentang perhatian, masalah fokus dan memori, dan kesulitan mengenali wajah atau objek meskipun mereka familiar. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan perubahan perilaku, seperti impulsif, ketidaksesuaian, dan depresi.

Kerusakan pada otak bagian kiri dapat menyebabkan kesulitan berbicara dan memahami bahasa, gangguan memori, kesulitan penalaran, pengorganisasian, berpikir matematis atau analitik, dan perubahan perilaku.

Setelah stroke, Anda juga berisiko lebih tinggi mengalami kejang. Kondisi ini seringkali bergantung pada ukuran stroke, lokasi, dan tingkat keparahannya. Penelitian menunjukkan 1 dari 10 orang dapat mengalami kejang setelah stroke.

Penglihatan Indra Bekti Buram Usai Stroke, Ini 7 Efek Stroke ke Tubuh


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :

TOPIK TERKAIT