Darah Hewan yang Terpapar Jadi 'Rumah' Bakteri Penyebab Antraks
Sebanyak 85 warga Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta terkena penyakit antraks. Mereka terpapar setelah bersama-sama menyembelih dan mengonsumsi daging dari sapi yang mati diduga karena bakteri penyebab antraks.
Dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni mengatakan, menyembelih hewan yang sakit, apalagi sudah mati adalah sebuah kesalahan fatal.
Pasalnya, bakteri Bacillus anthracis penyebab antraks tinggal di darah hewan dan akan menyebar ketika hewan tersebut disembelih.
"Hukumnya tidak boleh sama sekali membongkar, artinya tidak boleh hewan ini disembelih. Karena apa? Karena darahnya bisa keluar dan bakterinya kemana-mana, menempel dan yang paling mengerikan bisa jadi spora," kata Agnesia dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Jumat (7/7).
Bakteri penyebab antraks hanya tinggal di darah hewan. Selama hewan itu tidak mengeluarkan darah dan dagingnya tidak dikonsumsi, bakteri tidak akan menyebar ke manusia.
Tapi, ketika darah sudah tercecer, bakteri antraks bisa sangat aktif. Utamanya, setelah terpapar udara dan berubah jadi spora. Bakteri ini bahkan bisa bertahan hingga ratusan tahun menempel di benda dan tanah.
"Jadi ketika sudah jadi spora, dia [bakteri penyebab antraks] bisa terhirup, bisa menempel. Jangkauan penularannya semakin luas. Makanya jangan sekali-kali menyembelih hewan yang sakit antraks," kata dia.
Spora ini juga tidak hanya hidup di tanah atau udara. Spora bisa menempel di benda apa pun, bahkan di sepatu, pakaian, tas, celana, hingga pepohonan.
Oleh karena itu, sebaiknya jauhi area-area yang diketahui terpapar antraks. Atau, jika terlanjur terpapar, segera lakukan desinfektan benda-benda yang Anda bawa.
"Karena ketika darah hewan yang terkena antraks tercecer, kemudian terinjak, kan, [bakteri penyebab] antraks-nya menempel di sepatu, bisa dibawa kemana-mana. Sebaiknya desinfektan dan jauhi lokasi-lokasi yang terpapar," kata dia.
Agnesia juga mengingatkan agar semua hewan yang terpapar antraks dan sudah mati segera dibakar dan dikubur di lubang yang cukup dalam. Selain itu, lubangnya juga harus ditutup dengan semen agar tanahnya tidak rusak dan terbuka saat terkena hujan.
"Sebaiknya ditutup semen. Hal ini untuk menghindari tanah rusak saat hujan atau terkena banjir jadinya spora tetap bisa keluar," kata dia.
(tst/asr)