Jakarta, CNN Indonesia --
Jutaan orang dari Miami, New York, Seattle, dan negara lain di AS berlibur menggunakan kapal pesiar. Namun, siapa nyana euforia liburan itu berdampak buruk pada kesehatan para pelancong.
Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan 13 wabah norovirus di kapal pesiar pada separuh tahun 2023. Itu adalah jumlah tertinggi wabah norovirus di kapal pesiar yang tercatat sejak 2012.
Dilaporkan CNN, wabah norovirus terbaru terjadi pada pelayaran Viking Cruises dari Islandia yang berlabuh di New York City pada 20 Juni. Sekitar 13 persen penumpang dan beberapa awak kapal jatuh sakit di kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya penyakit gastrointestinal berasal dari sebuah restoran tepi pantai di Islandia di mana sekelompok tamu makan di waktu senggang mereka," kata perwakilan Viking kepada CNN.
Mengutip CDC, norovirus adalah virus yang sangat menular yang menyebabkan peradangan di lambung dan usus, suatu kondisi yang disebut gastroenteritis akut. Sering diberi label "stomach bug", norovirus adalah penyebab paling umum dari mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Seseorang dapat tertular norovirus dengan tidak sengaja menelan partikel mikroskopis dari tinja atau muntahan, yang dapat terjadi saat bersentuhan dengan seseorang yang terinfeksi, mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Meskipun gejala sakit biasanya hanya berlangsung beberapa hari, seseorang dapat menularkan lebih dari dua minggu kemudian.
"Ini adalah virus yang luar biasa menular," kata Dr. William Schaffner, seorang profesor penyakit menular di Vanderbilt University.
"Dibutuhkan hanya beberapa partikel virus normal untuk memulai infeksi pada seseorang yang terpapar. Dengan kata lain, ini tidak membutuhkan dosis besar; dibutuhkan hanya sedikit."
Meskipun tidak ada obat untuk mengobati penyakitnya, kebanyakan orang sembuh total tanpa pengobatan. Terapi hidrasi untuk mengganti cairan yang hilang akibat muntah atau diare adalah praktik standar untuk mengatasi gejala.
Namun, untuk mencegah penyebaran norovirus, Schaffner merekomendasikan agar penumpang kapal pesiar mengambil tindakan pencegahan ekstra dan mencuci tangan dengan sabun dan air hangat. Menurutnya, gel antiseptik dan pembersih tangan tidak efektif melawan virus.
Simak ulasan selengkapnya di halaman selanjutnya...
Penyebab pasti kenaikan kasus norovirus di kapal pesiar tahun ini masih belum jelas, tetapi para ahli percaya bahwa melonjaknya permintaan kapal pesiar dan rekor jumlah penumpang mungkin ada di baliknya.
Menurut data dari Program Sanitasi Kapal CDC, jumlah wabah norovirus pada kapal pesiar yang berlabuh di pelabuhan AS mengalami penurunan yang stabil selama bertahun-tahun setelah 2015. Tingkat keseluruhan gastroenteritis akut pada kapal pesiar di AS juga menurun dari 2006 hingga 2019.
Selama pandemi Covid-19, Program Sanitasi Kapal mengeluarkan rekomendasi perjalanan kapal pesiar lebih terbatas karena demi keamanan kesehatan. Seiring menurunnya jumlah penumpang, maka wabah pun berkurang.
Program mencatat tidak ada wabah norovirus pada 2020 dan 2021, kemungkinan besar karena terbatasnya jelajah dan protokol sanitasi yang diperbarui selama pandemi Covid-19.
Namun pada Maret 2022, agensi tersebut mencabut peringatan risiko itu untuk perjalanan kapal pesiar, dan penumpang kembali dengan rekor tertinggi.
31,5 juta penumpang di seluruh dunia diperkirakan akan berlayar tahun ini, melampaui tingkat pra-pandemi dan menciptakan lingkungan dengan kepadatan tinggi yang siap untuk penularan.
Di pertengahan tahun, sudah ada lebih banyak wabah yang dikonfirmasi pada tahun 2023 daripada sejak tahun 2012.
CDC merilis informasi tentang wabah di kapal pesiar yang memiliki lebih dari 100 penumpang bepergian antara tiga dan 21 hari, dan ketika lebih dari 3 persen penumpang dan awak melaporkan gejala.
Persyaratan tersebut telah dipenuhi 13 kali tahun ini, naik dari dua kali pada tahun 2022.
Empat wabah norovirus, yang melibatkan total 449 penumpang dan anggota awak, telah terjadi di kapal-kapal Royal Caribbean tahun ini, paling banyak dari perusahaan pelayaran individu mana pun.
"Kesehatan dan keselamatan tamu, kru, dan komunitas yang kami kunjungi adalah prioritas utama kami," kata juru bicara Royal Caribbean International kepada CNN melalui email.
"Untuk mempertahankan tingkat kesehatan tertinggi di atas kapal kami, kami menerapkan prosedur keselamatan dan kebersihan yang ketat, banyak yang jauh melebihi pedoman kesehatan masyarakat."
Dibandingkan dengan populasi umum, wabah norovirus jarang terjadi di kapal pesiar. Menurut CDC, Norovirus menginfeksi 19 juta hingga 21 juta orang di AS setiap tahun dibandingkan dengan beberapa ribu kasus di atas kapal pesiar.
Penularan sering terjadi di lingkungan yang padat, di mana partikel kecil dapat melayang di udara, dan Schaffner mengatakan kapal pesiar dapat menciptakan lingkungan yang sempurna untuk wabah norovirus. Sebuah kelompok besar yang tinggal dan makan berdekatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya penyakit.
Menurut Schaffner, gejala norovirus juga bisa datang tiba-tiba. Seorang penumpang mungkin sedang berjalan ke kabin mereka atau menghadiri suatu acara dan tiba-tiba mulai muntah. Muntah itu bersifat aerosol, dan partikel mikroskopis yang mengambang itu dapat menginfeksi orang di sekitarnya.
Meski gejala seperti diare dan muntah sering hilang dalam beberapa hari, namun juga bisa menyebabkan dehidrasi. Untuk lansia, kehilangan cairan yang cepat dapat menimbulkan risiko penyakit yang lebih serius. Bagi penderita diabetes, dehidrasi dapat membuang strategi pengobatan.
Selain memantau wabah penyakit di atas kapal, Program Sanitasi Kapal CDC juga memerlukan laporan penyakit berkala dari kapal pesiar, melakukan inspeksi mendadak secara berkala, dan melakukan pelatihan bagi karyawan kapal pesiar tentang kesehatan masyarakat.
Sebagai tindakan pencegahan, CDC menyarankan penumpang untuk mencuci tangan secara menyeluruh, menghindari makanan yang terkontaminasi, dan menjauhkan tangan dari mulut. Jika seorang penumpang jatuh sakit, Schaffner dan CDC merekomendasikan untuk tetap tinggal di kabin mereka dan segera memberi tahu tim medis kapal.
"Biarkan mereka mengambil alih dan merawatmu," kata Schaffner. "Jangan keluar dan menyebarkan virus." pungkasnya.