Tak Main-main, Ada 11 Komplikasi yang Menghantui Pengidap Diabetes
Komplikasi diabetes menghantui Panji Petualang. Kadar gula darahnya mencapai angka 292 dan tergolong tinggi.
Bukan rahasia lagi, tingginya kadar gula dapat memicu berbagai risiko kesehatan alias komplikasi. Salah satunya adalah masalah ginjal yang bisa meningkat jika kadar gula darah tak terkontrol.
Diabetes sendiri merupakan kondisi kronis di mana tubuh tak mampu memproduksi insulin dengan baik hingga berujung kadar gula yang tinggi dalam darah.
Ada dua jenis diabetes, di antaranya adalah diabetes tipe 1 yang umumnya disebabkan oleh faktor genetik dan sistem imun tubuh dan diabetes tipe 2 yang biasanya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat.
Komplikasi diabetes
Diabetes tak cuma menyebabkan kadar gula darah yang tinggi. Lebih dari itu, jika tak ditangani dengan baik, diabetes juga bisa memicu masalah lainnya atau yang umum disebut sebagai komplikasi.
Masalah jantung menjadi komplikasi diabetes yang paling umum diketahui. Namun di luar masalah jantung, sebenarnya masih banyak kondisi-kondisi medis lain yang bisa dipicu oleh tingginya kadar gula darah.
Mengutip berbagai sumber, berikut di antaranya.
1. Penyakit jantung
Mengutip WebMD, diabetes akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Masalahnya bisa beragam, termasuk di antaranya serangan jantung.
Selain kadar gula darah, biasanya kadar kolesterol juga akan berpengaruh terhadap kesehatan jantung.
2. Stroke
Pada dasarnya, diabetes akan mengganggu kesehatan kardiovaskular pengidapnya. Jadi tak cuma jantung, orang dengan diabetes juga dihantui oleh ancaman stroke.
Gejala stroke sendiri biasanya meliputi mati rasa mendadak pada satu sisi wajah atau tubuh, kesulitan berbicara, dan pusing.
3. Penyakit ginjal
Orang dengan diabetes perlu melakukan tes urine setiap tahun untuk mendeteksi risiko nefropati diabetik atau penyakit ginjal yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah.
Ginjal sendiri menampung jutaan kelompok pembuluh darah yang bertugas menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak sistem penyaringan tersebut.
Seseorang perlu lebih sering melakukan pengecekan jika penyakit diabetes disertai juga dengan kondisi lainnya seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan riwayat penyakit ginjal keluarga.
4. Kerusakan saraf
Seiring waktu, diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Mengutip laman Mayo Clinic, tingginya kadar gula darah bisa melukai dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang menyehatkan saraf. Kondisi ini dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau nyeri yang biasanya dimulai dari ujung jari kaki atau tangan dan perlahan menyebar.
5. Kerusakan mata
Semua orang dengan diabetes akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata setidaknya satu kali setiap tahun.
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata hingga menyebabkan kebutaan. Kondisi kerusakan mata akibat diabetes dikenal dengan istilah retinopati diabetik.
6. Gastropatesis
Diabetes dapat meningkatkan risiko gastropatesis. Kondisi ini membuat saraf ke perut mengalami kerusakan dan menurunkan kinerjanya.
Hal tersebut akan mengganggu proses pengosongan lambung hingga menyulitkan pengaturan kadar gula darah.
7. Disfungsi ereksi
Diabetes meningkatkan kemungkinan berkembangnya disfungsi ereksi. Gaya hidup sehat dapat membantu menurunkan risiko tersebut.
Lihat Juga : |
8. Masalah kulit
Sepertiga orang dengan diabetes akan memiliki masalah pada kulit. Tingginya kadar gula darah memberikan tempat bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
9. Masalah gigi
Semakin kadar gula darah tak terkontrol, semakin besar kemungkinan masalah gigi dan mulut yang muncul. Hal ini terjadi karena diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak sel darah putih yang merupakan pertahanan utama tubuh terhadap infeksi yang sering terjadi di mulut.
Seiring waktu, plak yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan gigi, radang gusi, dan periodontitis.
10. Penyakit Alzheimer
Diabetes tipe 2 diketahui dapat meningkatkan risiko demensia, seperti penyakit Alzheimer.
11. Depresi
Komplikasi diabetes lainnya adalah depresi. Gejala depresi sangat umum ditemukan pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.