Matcha mungkin punya rasa lebih pahit dibanding teh hijau biasa, tetapi popularitasnya justru terus meroket. Selain mudah diolah menjadi berbagai minuman dan dessert, matcha juga dikenal kaya antioksidan.
Kandungan antioksidan dan L-theanine yang ada di dalamnya memberikan energi stabil dan efek relaksasi. Selain itu, teh hijau juga mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Namun jika ingin manfaat optimal, matcha sebaiknya dinikmati tanpa banyak campuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang perlu diingat, matcha tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Kandungan katekin, tanin, hingga kafeinnya bisa memicu sejumlah efek samping jika diminum terlalu banyak.
Berikut beberapa dampak negatif terlalu banyak mengonsumsi matcha.
Salah satu efek samping konsumsi matcha berlebih adalah terganggunya penyerapan mineral penting seperti zat besi dan kalsium.
Mengutip Times of India, tingginya kandungan tanin dalam matcha dapat menghambat penyerapan kedua mineral tersebut. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memicu kelelahan, melemahnya imun, hingga masalah pada kesehatan tulang.
Matcha mengandung kafein sekitar 70-76 mg per 2 gram matcha bubuk berkualitas. Asupan kafein berlebihan bisa membuat tidur tidak nyenyak atau sulit terlelap.
Agar ritme tidur tidak terganggu, sebaiknya konsumsi matcha hanya di pagi atau siang hari.
Kafein berlebih juga bisa memicu overstimulasi sistem saraf. Akibatnya, muncul gejala cemas, gelisah, hingga detak jantung yang lebih cepat dari biasanya.
Orang yang sensitif terhadap kafein lebih rentan merasakan efek ini, terutama jika minum matcha beberapa kali dalam sehari.
Tanin dan katekin yang tinggi dalam matcha dapat mengiritasi lambung, terutama jika dikonsumsi saat perut kosong atau dalam jumlah banyak.
Efeknya bisa berupa mual, kram perut, diare, atau bahkan sembelit. Jika perutmu sensitif, lebih aman minum matcha setelah makan.
Meski matcha dikenal menyehatkan, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan strok. Jika kamu memiliki riwayat hipertensi, pastikan konsumsi matcha tetap dibatasi.
Mengutip Very Well Health, matcha mengandung epigallocatechin gallate (EGCG). Senyawa antioksidan ini bermanfaat, tetapi jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, lebih dari 800 mg bisa meningkatkan risiko gangguan fungsi hati.
Gejalanya antara lain nyeri di perut kanan atas, urine berwarna lebih gelap, serta kulit atau mata menguning. Jika mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan diri ke dokter.
Matcha memang kaya manfaat, tetapi penting untuk memahami batas aman mengkonsumsinya. Batasi asupan matcha sekitar 10 gram per hari, atau setara 2-3 cangkir kecil, agar manfaatnya tetap bisa dinikmati tanpa risiko kesehatan.
(rea/tis)