Jakarta, CNN Indonesia -- Kerusuhan suporter Inggris dan Rusia yang terjadi akhir pekan lalu menjadi sorotan serius pemerintah Perancis. Pihak pemerintah akhirnya mengeluarkan larangan mengonsumsi atau penjualan minuman alkohol di sejumlah titik tertentu.
Polisi telah disibukkan menghentikan kericuhan yang melibatkan suporter Rusia, Inggris, dan geng lokal tiga hari lalu. Penggunaan gas air mata dan water cannon juga terpaksa diambil untuk membubarkan massa secara paksa.
Kericuhan antarsuporter pun menular di Nice saat Irlandia Utara melawan Polandia Minggu (12/6) dilanjutkan dengan gesekan yang terjadi antara suporter Jerman dan Ukraina di Lille.
"Saya telah meminta semua langkah yang perlu diambil untuk melarang penjualan, konsumsi, dan peredaran minuman beralkohol di daerah sensitif," kata Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve.
Larangan tersebut diberlakukan sehari sebelum pertandingan dimulai, pas pertandingan berjalan, dan pada saat zona fan dibuka.
Larangan ini mengacu kepada kerusuhan yang dilakukan suporter Rusia dan Inggris di Stadion Velodrome, Marseille, Sabtu (11/6). Kericuhan ini merupakan lanjutan keributan yang telah terjadi sebelum pertandingan.
Aksi keributan antarsuporter tersebut beruntut panjang. UEFA juga mengancam bakal mendiskualifikasi kedua tim jika kembali termasuk terjadi.
"Peristiwa yang berlangsung di Marseille kemarin (Sabtu) malam tidak bisa diterima. Tidak dapat diterima untuk pihak berwenang, masyarakat, dan juga bagi pencinta sepak bola."
(jun)