Jakarta, CNN Indonesia -- Antonio Conte pernah berucap bahwa Italia yang tampil di Piala Eropa kali ini adalah Italia yang ingin ofensif, Italia yang tak akan menunggu diserang, dan Italia yang bakal mendominasi permainan. Menghadapi Swedia, saatnya Italia membuktikan ucapan tersebut.
Saat menghadapi Belgia, Italia mencoba untuk bertarung di lini tengah namun pada akhirnya harus menerima kenyataan bahwa Italia kalah dalam penguasaan bola. Meski lebih sering diserang, Italia justru memiliki lebih banyak peluang emas dibandingkan Belgia dan pada akhirnya menang 2-0 di akhir pertandingan.
Karena itu menarik untuk melihat apa yang terjadi bila Italia mendominasi permainan. Kemungkinan untuk menciptakan lebih banyak peluang tentunya bakal terbuka lebih lebar.
Meskipun gelandang Italia di Piala Eropa kali ini tidaklah semengkilap skuat Italia di periode-periode sebelumnya, namun nama mereka tetap punya kapasitas untuk lebih unggul dibandingkan barisan gelandang Swedia. Swedia sendiri tak menampilkan performa bagus di laga lawan Republik Irlandia. Swedia pada akhirnya tertolong oleh gol bunuh diri untuk bisa membawa pulang satu poin.
Untuk bisa tampil lebih ofensif, Antonio Conte bisa saja memainkan pemain dengan naluri serang yang lebih besar. Dengan demikian, pola 3-5-2 yang dipakai Conte akan lebih sering tetap jadi 3-5-2 di sepanjang pertandingan dibandingkan lebih sering bertransformasi jadi 5-3-2 karena Italia lebih sering diserang.
Memasukkan Stephan El Shaarawy untuk mengisi posisi sayap kiri yang di laga lawan Belgia ditempati oleh Matteo Darmian bisa jadi salah satu opsi. Dengan adanya El Shaarawy, lini tengah Italia akan lebih ofensif dibandingkan sebelumnya.
Di laga lawan Belgia, Italia mampu menunjukkan strategi umpan panjang yang berhasil jadi gol pertama ataupun pola serangan balik yang ada di gol kedua.
Kini saatnya Italia memeragakan
ball possession yang jadi impian Conte di Piala Eropa kali ini. Daniele de Rossi, Emanuele Giaccherini, Marco Parolo harus bisa dengan tenang mengatur alur bola di lini tengah Italia dan menjauhkan Swedia dari dominasi penguasaan bola.
Di lini depan, Graziano Pelle telah terbukti efektif sebagai ujung tombak. Di laga lawan Belgia, Pelle beberapa kali mendapatkan peluang sebelum akhirnya ia sukses mencetak gol di pengujung laga.
Sebagai pendamping Pelle, Italia bisa mencoba memainkan Ciro Immobile untuk menggantikan Eder Martins. Di 15 menit terakhir, Immobile memiliki pergerakan yang eksplosif dan bisa membuat Italia lebih berbahaya di lini depan.
Tantangan Italia untuk menguasai bola adalah kekuatan fisik yang dimiliki Swedia. Italia harus bersiap untuk terus ditekan oleh pemain-pemain Swedia yang memburu bola kemanapun bola digulirkan Italia.
Namun begitu Italia mendominasi penguasaan bola, maka Italia akan meminimalisasi potensi bahaya yang bisa dihadirkan oleh Zlatan Ibrahimovic di lini depan Swedia.
Selain itu, bila Italia sukses mendominasi permainan dan lebih sering berkutat di garis depan, maka Italia bisa terhindar dari hujan kartu kuning seperti di laga pertama.
(ptr)