Jakarta, CNN Indonesia -- Sepak bola memang bukan hanya urusan fisik, tapi bukan berarti keunggulan tinggi badan tak bisa menjadi suatu keunggulan. Hal inilah yang akan dimanfaatkan Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan ketika menghadapi Italia di laga kedua Piala Eropa 2016, di Stadion Municipan, Toulouse, Jumat (17/6).
Swedia sendiri memiliki skuat dengan rataan tertinggi di Piala Eropa, yaitu 186 sentimeter. Hal ini terbantu oleh kehadiran Andreas Isaksson (199 cm), Robin Olsen (198 cm), Zlatan Ibrahimovic (195 cm), Andreas Granqvist (192 m), dan Erik Johanssson (190 cm).
Sementara itu para pemain Italia "hanya" memiliki rataan tinggi 183 sentimeter -- setara dengan Inggris, Irlandia Utara, Republik Irlandia, dan Rusia.
Dalam kondisi terpepet, keunggulan fisik ini yang bisa dimanfaatkan oleh Swedia untuk menembus lini pertahanan Italia, yaitu langsung meluncurkan bola lambung dari lini belakang ke lini depan.
Hal ini juga bersesuaian dengan taktik yang digunakan Swedia yang sering memanfaatkan keunggulan fisik dalam formasi 'datar' 4-4-2.
Untuk meluncurkan bola-bola atas tersebut, Swedia akan mengandalkan kehadiran Kim Kallstorm. Kaki kiri pemain 33 tahun itu mampu mengirimkan bola-bola akurat kepada dua pemain sayap, Sebastian Larsson dan Emil Forsberg, atau langsung pada Ibrahimovic.
Mantan pemain Paris Saint Germain itu juga patut diwaspadai. Dengan kemampuan individual dan akrobatiknya, Ibrahimovic mampu menciptakan gol dalam situasi tidak terduga sehingga umpan bola-bola atas pada dirinya akan sangat berbahaya.
Jika skema itu tidak berhasil, maka Swedia pun masih bisa mengandalkan satu situasi lainnya untuk memanfaatkan tinggi badan mereka: skema bola-bola mati.
Karena itulah, selain menyiapkan strategi yang tepat sebagai anti-tesis taktik Swedia, pelatih Italia Antonio Conte pun tak bisa melupakan faktor tinggi badan.
(vws)