Jakarta, CNN Indonesia -- Masih ingat patung karet bebek raksasa yang berkeliaran di sungai-sungai besar dunia? Bebek itu menggelembung dan mengapung di air di berbagai kota, yaitu Hong Kong, Sao Paulo, Auckland dan Osaka. Nah, Florentijn Hofman, seniman yang berada di belakang bebek raksasa itu kini punya proyek baru. Hofman, seniman asal Belanda itu memang terkenal akan karyanya yang berukuran super besar dan penuh warna.
Awal tahun ini, Hofman diminta untuk membuat karya seni untuk Totally Thames, festival tahunan yang merayakan sungai populer London. Ia mengatakan memulai pyoyek ini dengan meneliti sejarah sungai tersebut. Dia kemudian menemukan fakta bahwa ratusan sampai ribuan tahun lalu, sungai tersebut dipenuhi oleh kudanil.
Hasilnya, ia membuat HippopoThames.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya ingin kudanil bisa membuat orang keluar dari rumahnya, menjauh dari internet dan televisi, dan mengeksplorasi London dengan perspektif baru."
Namun menciptakan replika raksasa dari mamalia air di perairan tersibuk di UK bukanlah hal yang mudah. “Saya berpikir tentang sejarah, tetapi saya juga harus berpikir soal kepraktisan,” ujar Hofman.
“Kami harus memastikan replika ini bisa muat di bawah berbagai jembatan yang ada, jadi bahan-bahan yang dibutuhkan, yaitu: sejarah London, biaya, dan ukuran yang tersedia.”
Seperti karya lainnya, "HippopoThames" terinspirasi oleh obyek sehari-hari – dalam hal ini adalah buku anak-anak yang diberikan orangtua kepada cucu-cucunya.
“Ada ilustrasi kudanil di sebuah halaman dan ketika saya lihat itu, saya pikir ini bisa berjalan bagus. Jadi instalasi ini adalah sesuatu yang sebagian kecilnya terinspirasi oleh objek yang saya temukan,” katanya.
Proses inilah yang digunakannya di masa lalu, terutama mainan raksasa yang bisa dipeluk yang kemudian menjadi pameran pada tahun 2009 di The Hague, juga ornamen seperti burung gereja yang diciptakannya untuk festival musik Rock Werchter di Belgia.
“Ini bukan hanya tentang hewan – tetapi juga kulitnya. Saya senang menggunakan dan mengubah objek-objek ini dengan memberinya kulit yang berbeda.”
“Saya suka fakta bahwa begitu banyak dari mereka yang dibuat di Cina dan Taiwan.”
"Mereka dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa dan mereka berada di tangan anak-anak untuk hanya beberapa menit. Saya memiliki cinta untuk benda-benda ini dan cara mereka diedarkan di seluruh dunia."
“Saya juga mencintai tempat-tempat indah – baik itu perkotaan atau pedesaan, dan saya ingin menunjukkan mereka dalam keadaan alami mereka,” kata seniman ini menjelaskan.
Kelinci Kuning RaksasaHofman mengatakan kelinci kuning raksasa yang ia instal di kota Orebro, Swedia, membantu menyoroti patung yang telah terlupakan yang terletak di sebelah kelinci raksasa tersebut.
“Kelinci ini dipindahkan tiga bulan setelahnya, namun kemudian makin banyak orang yang mengunjungi tempat tersebut. Itulah sisi B dari instalasi saya, yaitu memberi ruang publik bagi orang-orang untuk kemudian melihatnya dengan perspektif baru.”
Karya Hofman telah membawanya ke seluruh dunia dan beberapa tempat membekas baginya.
“Saya cinta Sao Paulo,” katanya. “Saya cinta orang-orangnya. Setiap pagi kamu bangun dan bertemu orang-orang yang menjadi temanmu.”
Ia juga mengatakan perbedaan bangsa memberi reaksi yang berbeda-beda terhadap karyanya.
“Di Eropa, pertanyaan pertama adalah biayanya. Di Asia dan Amerika Selatan orang akan bertanya, 'apa itu dan mengapa diletakkan di sana?'”
Tidak Ada Lagi Bebek“Di Asia, orang bekerja enam atau tujuh hari seminggu, mungkin dua pekerjaan dalam sehari. Mereka akan punya hari libur di hari Minggu dan akan menggunakannya sebaik-baiknya.”
“Di Eropa, orang bekerja keras tetapi mereka punya lebih banyak waktu luang dan kecepatannya juga berbeda. Orang-orang cenderung lebih manja.”
Sementara ia mengatakan waktu luangnya saat festival London akan dihabiskannya di pub kota tersebut.
“Saya suka kehidupan pub di London, begitu juga dengan tamannya. Bila kamu melangkah ke pub, orang akan mengajakmu bicara.”
“Cukup terbuka, dan mereka punya sensasi humor yang bagus.”
Hofman mengatakan "HippopoThames" akan menjadi proyek berbasis air terakhirnya. Tampaknya popularitas proyek terbarunya adalah pedang bermata dua.
“Setelah bebek karet, cukup sulit untuk menciptakan instalasi lain yang berhubungan dengan air,” katanya. “Orang-orang hanya mau bebek lain!”