Jakarta, CNN Indonesia -- Di atas panggung Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (26/9), para penari balet dengan selaras menggerakkan tubuh ritmis mereka dalam irama lagu-lagu cinta Chrisye. Mereka adalah penari sekolah balet Balletomane.
Mengacu pada artinya dalam bahasa Perancis, Balletomane berarti semangat seseorang yang begitu besar terhadap dunia tari balet. Organisasi tari ini terbentuk diawali oleh semangat untuk menampung aspirasi murid-murid balet yang cukup banyak dalam sebuah wadah organisasi. Tujuannya agar dapat berkarya untuk kemajuan seni tari balet di Indonesia.
Balletomane didirikan Jasin Dionisius pada 2004 silam. Awalnya Balletomane merupakan sekolah balet. Namun Balletomane kini berkembang, organisasi ini tak lagi sebatas sekolah balet, tapi juga wadah bagi para penari profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saya ingin membuat karya dengan penari-penari profesional dari berbagai sekolah balet terbaik di Indonesia jadi saya sekaligus ingin menjadikan Balletomane sebagai wadah dari penari-penari profesional," kata Jasin kepada CNN Indonesia.
Balletomani adalah adalah kumpulan dari para penari balet profesional di Indonesia. "Itu yang saya harapkan, kami ingin menciptakan penari-penari profesional karena selama ini kami penari-penari Indonesia hanya terpana oleh penari-penari luar negeri," kata Jasin.
"Padahal menurut saya penari Indonesia tidak kalah baik dengan penari luar negeri," kata lelaki yang berperan sebagai
art director pergelaran
Seberkas Cahaya, A Ballet Tribute to Chrisye tersebut.
Jasin sendiri sudah 30 tahun lamanya mengenal tarian balet. Pelajaran pelajaran balet pertamanya dia dapatkan saat usia 17 tahun di bawah asuhan Iko Sidharta di Sekolah Balet Sumber Cipta pada 1993.
"Saya dulu belajar di sekolah balet Sumber Cipta pimpinan Farida Utoyo," ucap penari dengan latar belakang sebagai penari tari balet dan modern dance tersebut.
Dia banyak menciptakan karya untuk sekolah balet pimpinan maestro balet yang wafat pada 18 Mei lalu itu. Setelah belajar di Sumber Cipta, Jasin menimba ilmu ke Sydney Australia. "Saya belajar di Sydney Dance Company untuk mendalami balet klasik," ucapnya.
Lalu pada 2003 Jasin kembali ke Tanah Air. Di sini dia terus berkarya. Jasin banyak berkolaborasi dengan para koreografer mancanegara, seperti Jerman dan Perancis.
Sebagai penari, sejumlah penari dari dalam dan luar negeri bekerjasama dengannya, seperti Teguh Ostenrik, Jurgen Otte, Olivier Pattey, Andrian Luteijn, Dislav Zielinski, Toos Hoopman, Kwok Hiu Hwah, dan Yudistira Syuman
Selain sempat mengajar tari di Sekolah Internasional Belanda sampai 2009, Jasin juga tergabung dengan Steps Dance Academy.
Salah satu koreografer yang dikenangnya adalah saat dia menciptakan tarian untuk Elfa's Singers. Kelompok musik besutan Elfa Secioria itu bernyanyi sambil menari dalam tarian ciptaan Jasin.
"Semua penyanyinya menjadi kucing. Saya bikin koreografi untuk mereka yang mereka bawakan sambil bernyanyi. Itu luar biasa, itu tantangan bagi saya," kata Jasin tentang pementasan
The Cat: Elfa's Singers tersebut.
Pertunjukan lainnya adalah pementasan untuk South East Asian Conference. Balletomane diminta untuk membuat karya dengan penari-penari Filipina yang tampil di acara taraf internasional tersebut.
"Jadi akhirnya karena tampil di Indonesia mereka menggunakan wadah yang saya dirikan," kata lelaki yang sempat mengajar di Sekolah Internasional Belanda sampai tahun 2009 itu.