Jakarta, CNN Indonesia -- Kecekatan memanah Hawkeye dalam
Avengers tak tersisa sedikitpun di
Kill The Messenger. Jeremy Renner, pemeran Hawkeye, bukan lagi seorang pahlawan super. Ia memerankan Gary Webb, jurnalis Amerika yang menguak skandal hubungan CIA, pemberontak Nikaragua, dan mafia obat bius.
Webb merupakan sosok di balik terungkapnya peran CIA mempersenjatai pemberontak Nikaragua di tahun 1980-an. Akibatnya, para pemberontak tak punya takut membanjiri kawasan kumuh dengan narkotika. Pada masanya, hubungan itu pernah menjadi sebuah kontroversi yang meletup-letup.
Insting jurnalisme Webb yang mengungkap itu. Di mata Renner, sosok Webb sangat menarik. Ia mengenal jurnalis itu lewat buku yang ia baca,
Dark Alliance karya Webb dan
Kill the Messenger: How the CIA's Crack-Cocaine Controversy Destroyed Journalist Gary Webb tulisan Nick Schou.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada persamaan, meski kami berbeda. Kami punya kualitas memberontak yang sama,” kata Renner menggambarkan sosok Webb, seperti dilansir kantor berita
Reuters. Ia melanjutkan, “Saya riset dan menyadari, kisah ini harus disampaikan. Semakin saya riset, semakin saya berhasrat untuk itu.”
Kisah Webb memang legendaris. Berkat laporannya untuk surat kabar California,
San Jose Mercury News, Webb banyak dikenal orang. Di satu sisi, ia memicu gelombang protes dari warga Afrika-Amerika yang merasa yakin CIA telah merenggangkan hubungan di antara kelompok kulit hitam.
Di sisi lain, ia juga didera protes dari kelompok jurnalis. Media-media yang lebih besar merasa kecolongan karena tak mendapat kisah seperti Webb. Ia pun dideskreditkan. Sebagian menyoroti cacat-cacat kecil dalam laporannya. Sebagian lagi mempertanyakan fakta dan sumber-sumbernya.
Webb akhirnya bunuh diri, sekitar tahun 2004.
Pesan demokrasiSutradara
Kill The Messenger, Michael Cuesta tahu betul soal kisah itu. “Saya tahu dia didiskreditkan. Itu menghancurkannya. Saya bersimpati padanya, dan melihat ada ketidakadilan di sana,” tutur Cuesta, masih dalam pemberitaan
Reuters. Justru karena itulah ia ingin memfilmkan kisah Webb.
Kill The Messenger diawali saat Webb dihubungi kekasih dari seorang yang dituduh mengedarkan narkotika. Ia mengejar cerita ke penjara Nikaragua, mempertanyakan gembong narkoba yang mengontrol peredaran dari dalam. Ia juga ke LA dan Washington, melacak sumber narkotika.
Meski dihantui peringatan dan intimidasi dari sana-sini, Webb tetap meneruskan penelusurannya. Ia mengejar cerita atas nama jurnalisme, meski membahayakan keluarga dan orang-orang dekatnya.
Keteguhan itulah yang dikagumi Cuesta dan Renner. Cuesta bahkan melihat, aktornya bisa dengan mudah mendalami sosok Webb. “Dia langsung menjadi karakternya begitu di depan kamera. Saya melihat dia sebagai pria yang berakting secara instingtif,” tutur Cuesta mengomentari Renner.
Renner sendiri tidak hanya menjadi bintang utama di film itu.
Kill The Messenger merupakan film pertama yang dibuat oleh perusahaan produksi pribadinya, Combine.
“Jarang yang membuat film seperti ini. Padahal ada pesan yang bisa dibawa pulang, tentang betapa pentingnya Amandemen Pertama dan kebebasan bersuara,” kata bintang
The Hurt Locker itu.