Jakarta, CNN Indonesia --
Pendekar Tongkat Emas yang dinanti-nantikan penonton harus diakui sebenarnya juga bukan ide yang amat sangat baru. Walau di jajaran film laga Indonesia 5 tahun terakhir, film ini ibarat angin segar bagi pecinta film aksi.
Karena pada tahun 2011 dan 2012 berturut-turut film laga
The Raid dan
Berandal sudah muncul memenuhi selera pencinta film laga terlebih dahulu. Tentu saja setting film kehidupan urban dalam film besutan sutradara Gareth Evans itu berbeda dengan
Pendekar Tongkat Emas yang lebih berwarna tradisional. Berikut film laga Indonesia bersetting tradisional yang sempat sukses di bioskop tanah air dihimpun dari berbagai sumber :
1. Si Buta dari Gua Hantu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa dikatakan ini adalah film laga Indonesia pertama yang meledak di pasar. Diproduksi pada tahun 1970, yang disutradarai oleh Lilik Sudjio dan dibintangi oleh Ratbo Timoer dan Maruli Sitompul. Film yang juga dibuat berdasarkan komik buatan Ganes Th ini banyak mendapat pujian di zamannya. Selain dibuatkan sekuelnya film ini juga dibuatkan serial televisinya.
Ceritanya berawal dari kisah Mata Malaikat penjahat yang menteror sebuah desa. Seorang pendekar silat Pakti Sakti meninggal di tangannya. Anak Pakti Sakti, Barda Mandrawata kemudian membalas dendam. Selesai menghabisi Mata Malaikat, pengembaraan Barda belum selesai untuk menumpas kejahatan. Pengembaraan ini jadi inti cerita film ini.
2. Panji TengkorakFilm ini diproduksi tahun 1971 yang disutradari oleh A. Harris dengan bintang Deddy Sutomo, Shan Kuang Ling Fung, Maruli Sitompul, Lenny Marlina dan Rita Zahara. Film ini adalah juga bentuk kerjasama dalam film antara Indonesia dan Hong Kong. Mirip dengan kisah lainnya, film ini juga diangkat dari cerita komil silat. Komik silatnya sendiri pertama kali diterbitkan tahun 1968 karya Hans Jaladara.
Ceritanya berkisar antara pertarungan Kebobeok yang menggunakan topeng tengkorak saat membunuh seorang guru silat sakti. Sang murid, Dewi Bunga tak terima dan ingin membalas dendam hingga bertemu dengan sosok protagonis, pendekar dengan topeng tengkorak yang asli.
3. Jaka Sembung.Film yang pertama kali beredar tahun 1981 ini lantas dibuatkan sekuelnya pada tahun 1983 dibuat berdasarkan komik karya Djair Warniponakanda. Film inilah yang membesarkan nama aktor Barry Prima.
Disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra, film ini meramu sekaligus antara aksi laga, perjuangan melawan penjajahan, horor dan supranatural. Yang mudah dikenang dari film ini adakah sosok protagonis Jaka Sembung yang menguasai ilmu Rawa Rontek, yang membuat penguasanya sulit dikalahkan selama tubuhnya masih bisa kontak langsung dengan tanak atau bumi.
Film ini kini telah dikeluarkan bentuk DVD-nya, sayangnya hanya dikeluarkan dalam versi bahasa Inggris. Versi DVD ini dikeluarkan oleh penerbit film Mondo Macabro dari Inggris pada tahun 2008
4. Satria MadangkaraCerita aslinya berjudul adalah Saur Sepuh: Satria Madangkara. Ini adalah film aksi laga kolosal fiksi ini dibuat tahun 1987 oleh sutradara Imam Tantowi. Kisahnya berasal dari sandiwara radio populer di tahun 1980-an karya Niki Kosasih. Niki mengambil cerita berlatar Nusantara pada zaman kerajaan Majapahit.
Hal yang unik dari film ini adalah kisah sang pendekar utama, Brama Kumbara yang memiliki tunggangan elang raksasa. Sukses di pasar dari di Festival Film Indonesia beberapa kali, film ini sempat dibuat sekuelnya. Bahkan beberapa waktu lalu sempat dibuat serial televisinya di salah satu stasiun televisi.
5. Wiro SablengBerbeda dari film laga lainnya yang dibuatkan film layar lebarnya baru serial televisinya, Wiro Sableng justru sebaliknya. Film ini dibuat serialnya pada tahun 1990-an baru dibuat filmnya pada tahun 1996. Film ini dibuat berdasarkan cerita novel serial buatan Bastian Tito ayah dari aktor Vino G. Bastian.
Ceritanya seputar petualangan pemuda bernama Wira Saksana, karena yatim piatu sejak kecil Wira atau Wiro dididik oleh gurunya Sinto Gendeng. Kesaktian Wiro adalah dalam penggunaan kapak dan tato angka 212 di dada sang pendekar.
3. The RaidBerbeda dengan film laga lainnya film The Raid 1 dan The Raid 2: Berandal tidak berlatar kisah epos namun lebih ke kehidupan urban. Disutradari oleh Gareth Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais, film ini berhasil memukau penonton pada Festival Film Toronto 2011 sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness. Film ini disebut sebagai film aksi terbaik setelah bertahun-tahun dan mendapat penghargaan The Cadillac People's Choice Midnight Madness Award