SENI KONTEMPORER

5 Pameran Seni Terbaik di AS Sepanjang 2014

CNN Indonesia
Jumat, 19 Des 2014 18:55 WIB
Beberapa karya seni terbaik yang dipamerkan sepanjang 2014 di Amerika Serikat tak hanya berwujud keindahan, juga keunikan (bila tak ingin disebut abstrak).
Bekas penjara Alcatraz menjadi salah satu ruang pamer karya seni terbaik di AS tahun ini. (Golden Gate National Conservatory)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seni bisa berasal dari luapan imajinasi maupun bentuk protes diri. Yang terpenting, berani menyampaikan gagasan melalui wujud keindahan, juga keunikan (bila tak ingin disebut abstrak).

Laman Huffington Post baru-baru ini melansir daftar lima pameran karya seni terbaik yang pernah digelar di Amerika Serikat (AS) sepanjang 2014:

1. A Subtlety karya Kara Walker di Domino Sugar Factory

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah mahakarya dari Kara Walker, berupa instalasi berlapis gula setinggi 12 meter yang menyerupai patung Sphinx berwujud wanita. Karya seni ini dipamerkan di Domino Sugar Factory, New York, pada Juli lalu. A Subtlety seolah menjawab pertanyaan tentang gedung Domino Sugar dan sejarahnya.

Filosofi pemurnian gula, dari semula cokelat sampai menjadi putih, menginspirasi Walker. "Pada abad lampau, orang melihat gula sebagai simbol kaum kapitalis, gerakan demokratis, di mana orang-orang berpotensi muncul melalui pemurnian diri. Kini, gula menjelma menjadi sesuatu yang bersih dan disukai."

2. State of the Art di Crystal Bridges

State of The Art merupakan pameran terbesar di Crystal Bridges, Arkansas, di mana seniman junior pun terlibat. Pameran yang merupakan perlawanan dari pameran Whitney Biennial, ini melibatkan seniman dari berbagai penjuru AS, beberapa di antaranya belum pernah berpameran di museum.

Koleksi yang dipamerkan, dari power dolls yang terbuat dari barang rongsokan sampai Mom Booth yang menampilkan ibu asli dan barang-barang "favorit"-nya.  Semuanya menyajikan keberagaman dan kegembiraan lain dari seni kontemporer.

3. @Large di Alcatraz karya Ai Weiwei

Seniman sekaligus aktivis Ai Weiwei, yang pernah ditangkap pemerintah China pada 2011, menggelar sebuah pameran di Alcatraz. Ia mengubah penjara terkenal di San Fransisco itu menjadi sebuah tempat perenungan yang artistik tentang kebebasan dan keterkurungan.

Ada beberapa karya yang ia pamerkan. Salah satunya, instalasi With Wind yang digantung di langit-langit, berbentuk naga dan bunga-bunga kaya warna dari China, negeri yang membatasi kebebasan warga negaranya.

Ada juga Trace, berupa 176 potret individu yang dipenjara dan diasingkan, dari Gedhun Choekyi Nyima sampai Edward Snowden. Pameran multimedia ini pun akhirnya menimbulkan pertanyaan, "Apakah pikiran bisa bebas saat tubuh terkekang?"

4. Drawings from Many Worlds karya Susan Te Kahurangi King di Andrew Edlin Gallery

Seniman Susan Te Kahurangi King, lahir pada 1951, mulai kehilangan kemampuan berbicaranya sejak berumur empat tahun. Dua tahun kemudian, ia benar-benar tidak bisa berbicara sama sekali.

Sejak itu, ia berkomunikasi lewat karya seni. Ia berkreasi menggunakan pulpen, pensil warna, krayon, dan tinta. Adiknya mengatakan, saat King memeluk binatang, ia bisa merasakan anatomi tubuh si binatang. "Ia benar-benar tahu apa itu kehidupan," kata sang adik.

5. Carry That Weight karya Emma Sulkowicz di Columbia University

Salah satu seni kritikal tahun ini justru bukan datang dari galeri maupun museum. Sulkowicz, seorang mahasiswa seni di Universitas Columbia, pernah diperkosa oleh teman sekelas di asramanya. Namun pihak universitas tidak menindaklanjuti si pelaku kejahatan, hingga saat ini.

Untuk menunjukkan protesnya yang sekaligus menjadi materi tesisnya, Sulkowicz memutuskan untuk membawa kasurnya ke mana pun ia pergi di kampus sampai si pemerkosa diusir dan pergi dari kampusnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER