FILM DI BALIK 98

Baru 5 Hari, Di Balik 98 Capai 172 Ribu Penonton

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 19 Jan 2015 17:20 WIB
Di Balik 98 memuncaki daftar film terlaris bulan ini. Debut Lukman Sardi itu meraup lebih dari 172 ribu penonton, empat kali lipat dibanding film di bawahnya.
Konferensi pers film Di Balik 98
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski tidak diluncurkan tepat pada momen reformasi dan sempat diguncang isu somasi, film Di Balik 98 tetap mendapat sambutan luar biasa. Bahkan, garapan pertama Lukman Sardi itu berada di puncak daftar film Indonesia dengan jumlah penonton tertinggi sementara ini.

Menurut situs Film Indonesia, terdapat empat film Indonesia yang baru dirilis tahun ini. Di Balik 98 unggul dengan jumlah penonton 172.242 sampai pekan ini. Di bawahnya, ada film terbaru Hanung Bramantyo dan Zaskia Adya Mecca, Hijab.

Selisih Di Balik 98 dan Hijab sangat jauh. Perolehan Di Balik 98 bahkan melebihi empat kali lipat penonton Hijab. Film Hanung yang berkisah soal intrik kehidupan keluarga dan dilema para istri itu ditonton 42.172 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Balik 98 dan Hijab layak disandingkan. Sebab, keduanya dirilis pada tanggal yang sama: 15 Januari 2015. Hanya saja, film itu sangat berbeda soal genre, tema, dan alur cerita.

Seperti judulnya, Di Balik 98 mengisahkan potret humanis orang-orang di tengah pemberontakan reformasi mahasiswa pada Mei 1998. Ada Diana (Chelsea Islan), mahasiswi Hukum yang idealis dan kritis terhadap Presiden Soeharto dan kroninya, tapi kakaknya justru bekerja di lingkaran dalam pemerintah.

Salma (Ririn Ekawati) kakak Diana yang hamil tua dan merupakan pegawai Istana Presiden. Ia menikahi Bagus (Donny Alamsyah), prajurit TNI yang wajib membela negara, termasuk dari demonstrasi mahasiswa kala itu.

Diana pun mengalami dilema. Haruskah ia bersikeras memperjuangkan reformasi, sementara keluarganya terancam hancur karena itu?

Sementara Daniel (Boy William), keturunan Tionghoa yang justru terenggut kedamaiannya setelah reformasi meledak. Ia jadi ditindas, hartanya dijarah, dan terpaksa terpisah dari keluarganya. Ia terjebak dari dua pilihan, mencari keluarganya atau meneruskan reformasi.

Pada akhirnya, masing-masing sosok itu berjuang atas nama reformasi dengan caranya sendiri.

Film itu merupakan debut Lukman sebagai sutradara. Ia disebut-sebut sukses menghadirkan humanisme mengharukan yang selama ini tak dipandang orang, di balik salah satu tonggak sejarah Indonesia. Film itu banyak dipuji.

Beberapa aktivis 98 tak mau ketinggalan menonton, termasuk penulis Anak-anak Revolusi, Budiman Sudjatmiko. Di Twitter, ia mengunggah ulang foto dirinya bersama Hanif Dhakiri, Banyu Biru, dan Lukman Sardi sebagai komunitas Banteng Muda yang mengaku bangga film Indonesia, saat menonton bersama Di Balik 98.

(rsa/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER