Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan pertama kali Hanung Bramantyo mendapat kritik pedas karena film yang disutradarainya dianggap kontroversial. Film terbarunya
Hijab, yang juga diproduseri oleh sang istri, Zaskia Adya Mecca pun kembali menimbulkan pro kontra.
Polemik film
Hijab ramai dibincangkan setelah penulis novel
99 Cahaya di Langit Eropa, Hanum Salsabiela Rais mengkritik film tersebut melalui Facebook. Putri tokoh Muhammadiyah dan politisi Amien Rais itu menyebut film
Hijab tidak merepresentasikan perempuan berjilbab yang sebenarnya. Ia bahkan menuding Hanung sebagai anggota Jaringan Islam Liberal (JIL).
Menanggapi isu tersebut, Hanung mengatakan sudah melakukan upaya-upaya untuk musyawarah dengan mendekati ayah Hanum Rais, yakni Amien Rais. Menurut Hanung, ayahnya adalah kawan dekat Amien Rais semasa di Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak punya kontak Mbak Hanum. Kemarin Zaskia
nge-tweet Mbak Hanum juga tidak dibalas, tidak ada respon. Bahkan mengajak untuk
tabayyun (memeriksa fakta dengan teliti) tidak ada respons," kata Hanung saat dihubungi CNN Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (23/1).
Dia melanjutkan, "Maka saya telepon Pak Amien, dengan begitu Pak Amien lah yang jadi mediator. Kan Pak Amien juga tokoh agama, tokoh Muhammadiyah, orang tua gitu
lho."
Sutradara film
? dan
Perempuan Berkalung Sorban itu menambahkan, bukan hanya dirinya yang dirugikan dengan kritik yang dilayangkan oleh Hanum. Melainkan juga pihak sponsor karena dianggap mendukung kelompok tertentu yang bagi sebagian pihak, merusak agama Islam.
"Yang jelas adalah bahwa film
Hijab tidak menjelek-jelekkan Islam, tidak merendahkan orang yang memakai jilbab. Karena apa? Istri saya Islam, ibu saya Islam, Bapak saya juga Islam dan Muhammadiyah juga," ujar Hanung menegaskan.
Dia menjelaskan,
Hijab justru ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya berhijab. Di akhir film, memang ada kisah bahwa semua tokoh perempuan jadi menggunakan hijab. Di samping itu, disebutkan pula bahwa perempuan berhijab itu menunaikan perintah agama, sekaligus tampak lebih cantik dan bersahaja.
Meski demikian, Hanung mengaku tidak merasa keberatan mendapat kritik negatif atas karya yang dibuatnya. Namun, dia tidak terima disebut sebagai pembenci dan perusak agama Islam.
"Banyak kok yang mengulas film ini banyak kekurangan. Saya tidak masalah. Tetapi apa yang dilakukan Mbak Hanum tidak sekadar mengulas, tetapi menuduh saya jadi orang yang merusak Islam dan pembenci Islam. Itu yang saya tidak terima," ucap Hanung lagi.
Dia berharap dapat berdiskusi bersama dan berdialog secara terbuka dengan Hanum terkait polemik yang menerjang film
Hijab.
Sementara itu, hingga berita diturunkan Hanum tidak merespons saat coba dihubungi CNN Indonesia, baik melalui telepon maupun pesan singkat.
(rsa/vga)