Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya berkiprah di dunia hiburan, Pandji Pragiwaksono banyak merambah bidang lain. Ayah dua anak ini juga menjajal dunia investasi.
"Menurut saya, investasi itu krusial karena kalau kita menghitung tabungan saja tidak akan terkejar kebutuhan-kebutuhan kita," kata Pandji saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (29/1).
Dia mencontohkan untuk kebutuhan pendidikan anak hingga universitas kelak. "Kalau kita menghitung biaya sekarang dengan usia anak saya berusia 17-18 angkanya itu agak bikin stres," katanya seraya tertawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menyisihkan penghasilan setiap bulan untuk menanam saham, Pandji juga berinvestasi dalam bentuk bisnis. Salah satu bisnis yang dijalani ayah dua anak ini adalah perusahaan penerbitan komik digital bernama KolamKomik.com.
"Saya suka membaca komik. Saya percaya sekali dengan komik sebagai medium mengajarkan anak-anak prinsip-prinsip," kata Pandji.
Dia memaparkan, ketika masa kecil dulu, dirinya banyak belajar dari komik. Misalnya, keinginan untuk belajar dengan tekun dia dapatkan dari tokoh Chinmi dalam
Kung Fu Boy."Dari
Dragon Ball itu mengajarkan saya kalau ada yang memusuhi kita, kita ajak berteman saja seperti Son Goku. Bejita, Piccolo, itu musuh-musuhnya diajak berteman," tuturnya.
Namun Pandji menyayangkan belum ada komik Indonesia yang mengajarkan nilai-nilai Indonesia. "Kita belum menemukan komik Indonesia yang menembus kultur pop padahal nilai-nilai Indonesia juga luar biasa, tradisi, dan budaya juga. Itu ambisi KolamKomik," katanya.
Meski demikian, Pandji mengakui pertumbuhan bisnis penerbitan komik digitalnya belum begitu pesat. "Saya perlakukan sebagai karya saja," ujarnya santai.
Aplikasi KolamKomik dalam platform Android baru diunduh oleh sekitar 10 ribu pengguna. Saat ini, Pandji mengatakan, sedang mengembangkan aplikasi untuk platform iOS.
Sejauh ini, sudah ada dua komik Indonesia yang diterbitkan secara digital di KolamKomik yaitu
Degalings dan
H20.
Degalings menceritakan tentang kisah ayah dan anak yang terinspirasi dari keluarganya sendiri.
"Kalau H20 itu Hanoman 2.0, kisah pewayangan tapi
genre-nya robotik," kata Pandji. Dia pun menambahkan, untuk versi koleksi, kedua komik tersebut akan diterbitkan dalam bentuk cetak.
Walaupun perjalanan masih cukup panjang, Pandji optimis dengan investasinya pada bisnis. "Saya percaya sekali sebagaimana musik dan film, format digital ini akan jadi format yang lazim untuk orang baca komik," katanya menandaskan.
(vga/vga)