Meski penampilannya sangat Inggris dan cukup sopan, bukan berarti Knightley tak berani tampil buka-bukaan. Tahun 2006, tubuh bugilnya pernah menghiasi sampul majalah Vanity Fair. Kala itu, Knightley berpose bersama Scarlett Johansson, untuk edisi bertema Hollywood.
Selain itu, baru-baru ini Knightley berpose topless lagi. Awal November lalu, dalam sebuah sesi pemotretan dengan majalah Interview, Knightley memamerkan tubuh bagian atas, termasuk dadanya. Ia tidak mengenakan penutup, juga tidak melindungi dadanya dengan tangan.
Bukan untuk mencari sensasi, aksi Knightley itu justru merupakan sebuah bentuk protes. Syaratnya saat memutuskan mau difoto telanjang dada saja, sudah cukup mengernyitkan dahi. Pada fotografer Patrick Demarchellier, Knightley meminta agar tubuhnya ditampilkan apa adanya. Tak seperti selebriti lain, ia meminta tubuh dan dadanya tidak dimanipulasi Photoshop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tubuh saya sering dimanipulasi berkali-berkali dengan alasan yang berbeda, entah oleh fotografer paparazzi atau di poster film," katanya pada The Times of London. Salah satu manipulasi, adalah pembesaran payudara untuk poster film
King Arthur. Sebab, masyarakat menyukai tubuh seksi. Padahal, Knightley sendiri mengaku sangat bangga pada tubuhnya.
"Foto ini adalah cara saya mengatakan, 'Oke, saya tidak masalah dengan foto telanjang dada selama Anda tidak membuatnya lebih besar atau mengubah hal lainnya'. Sangat penting untuk mengatakan bahwa Anda tidak peduli bagaimana bentuk tubuh Anda," katanya, dikutip dari CNN.
Untuk sesi pemotretan telanjang Knightley itu, majalah Interview memberi judul artikelnya "My Battle to Live a Normal Life". Sebab, bagai anomali, Knightley memang harus berjuang agar orang-orang mau menerima tubuhnya apa adanya.
(rsa/vga)