Jakarta, CNN Indonesia -- Bersiaplah menyelami pemikiran filsafat mendalam yang digoreskan Umberto Eco. Penulis Italia itu kembali berkarya. Diberitakan The Guardian, akhir tahun ini novel terbaru berbahasa Inggris yang ditulis Eco akan terbit.
Novel berjudul
Numero Zero itu sebenarnya sudah beredar di Italia. Bahkan, ia memuncaki daftar buku laris di sana. Karena itulah penerbit Harvill Secker kemudian menerjemahkannya dalam bahasa Inggris, dan diterbitkan 5 November.
Mengutip The Guardian,
Numero Zero berhubungan dengan dua cerita. Satu tentang penembakan Mussolini dan kekasihnya di Sungai Como pada 1945, satu lagi tentang penulis sukses bernama Colonna dengan latar tahun 1992 di Milan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Colonna setuju menjadi 'penulis hantu' (menulis atas nama orang lain) untuk buku memoar tentang jurnalis. Dikisahkan, jurnalis itu bekerja di surat kabar yang didanai seorang raja media.
"Dia belajar sebuah teori paranoid yang meyakini bahwa mayat Mussolini itu palsu dan merupakan bagian dari plot fasisme yang lebih luas. Itu adalah cuilan cerita yang sangat diinginkan surat kabar. Buktinya? Dia sedang mengerjakannya," ujar penerbit Eco menjelaskan.
Harvill Secker membocorkan,
Numero Zero akan dipenuhi kebohongan media, mafia, cinta, gosip, dan pembunuhan. Terdengar seperti kolaborasi yang lebih seru dari novel Eco sebelumnya,
The Name of the Rose dan
Foucault's Pendulum.
Selain dua novel kondang itu, Eco juga disebut ahli bertutur oleh penerbitnya, lewat buku seperti
The Prague Cemetery tahun 2011. Buku itu berlatar Eropa abad ke-19.
Ia pernah berada dalam daftar penghargaan buku fiksi berbahasa asing yang dikeluarkan oleh Independent.
The Prague Cemetery bahkan terjual lebih dari 150 ribu kopi di Inggris.
Bukan hanya novel, Eco juga menerbitkan koleksi esai yang berjudul
Inventing the Enemy. Ia pun menulis 'perbincangan' dengan Jean-Claude Carriere dalam
This is Not the End of the Book.
Numero Zero karangan Eco nantinya tidak akan berisi konflik imaji semata. Ia juga membubuhkan banyak konteks sejarah, seperti novel-novel sebelumnya. Kali ini, ia mengisahkan konflik penting yang turut membentuk Italia sejak Perang Dunia II.