Lemari Warisan Sakti yang Sapu Bersih Festival Film Pendek

Rahmi Suci Ramadhani | CNN Indonesia
Senin, 23 Mar 2015 15:15 WIB
Di keluarga Wregas Bhanuteja, lemari dijadikan harta warisan paling berharga. Wregas memang mewarisi kesaktiannya. Berkat itu, ia lulus sarjana dan jadi jawara.
Dalam Lemantun, lemari kuno dijadikan warisan. (Dok. XXI Short Film Festival)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lemari bukan benda yang lazim untuk dibagikan sebagai warisan orang tua kepada anaknya. Namun tidak bagi keluarga besar Wregas Bhanuteja. Eyang pemuda asal Yogyakarta itu benar-benar mewariskan lemari untuk anak-anaknya.

Kisah nyata di keluarganya itulah yang mengilhami Wregas membuat sebuah film pendek berjudul Lemantun (2014) sebagai karya tugas akhirnya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Film itu pun mampu membawa Wregas menyandang gelar sarjana Desember 2014 lalu.

Ternyata tak cukup sampai di situ, 'kesaktian' lemari warisan juga sukses mengantarkan Wregas menyapu bersih penghargaan di setiap kategori juri pada XXI Short Film Festival 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lemantun dinobatkan sebagai pemenang film pendek fiksi di semua kategori yang dilombakan, kecuali film pendek fiksi pilihan Juri Media. Kabar gembira itu diumumkan pada Malam Penghargaan XXI Short Film Festival 2015, Minggu (22/3) di Kuningan, Jakarta Selatan.

"Aku bersyukur karena film ini adalah sebuah terapi saat aku merasa kangen dengan keluargaku dan butuh pengingat kepada mereka. Dan kalau rasa kekangenan itu juga dirasakan penonton, aku sangat senang," kata Wregas ditemui CNN Indonesia usai acara malam penghargaan.

Salah satu adegan film Lemantun. (Dok. XXI Short Film Festival)
Malam itu, pemuda berambut gondrong tersebut membawa pulang penghargaan Film Pendek Fiksi Terbaik XXI Short Film Festival 2015 pilihan Juri Indonesian Motion Picture Associations (IMPAS) dan Juri Resmi Festival. Film berdurasi 20 menit itu juga menjadi favorit penonton.

Lemantun memang menjadi salah satu film yang diperbincangkan sejak XXI Short Film Festival 2015 resmi dibuka. Itu karena sebelumnya, sang sutradara pernah berhasil menembus Festival Film International Berlin alias Berlinale di usianya yang masih muda lewat filmnya yang lain berjudul Lembusura (2014).

Para juri yang sepakat memilih Lemantun sebagai film pendek fiksi terbaik menyatakan Lemantun layak terpilih sebagai pemenang karena mengangkat ide cerita yang menarik. Film dengan muatan kekeluargaan yang kuat tersebut juga didukung oleh tampilan visual yang indah.

"Pemilihan karakter yang sangat baik juga berhasil menambah kekuatan film ini," kata Mandy Marahimin, salah seorang juri IMPAS.

Wregas Bhanuteja. (CNN Indonesia/Rahmi Suci Ramadhani)
Tokoh-tokoh yang bermain di film Lemantun memang bukan orang-orang sembarangan. Menurut Wregas, mereka semua adalah anggota Teater Gandrik Yogyakarta. "Mereka semua adalah sutradara, dan mereka juga pemain Ketoprak di Yogya karena saya orang Yogya," tutur Wregas.

Hal itu kurang lebih membuat proses syuting Lemantun tidak mendapat kesulitan yang berarti. Bahkan sutradara muda yang mengidolakan mendiang sutradara Asrul Sani itu merasa nuansa kekeluargaan amat kental selama proses syuting.

Ke depannya, Wregas masih ingin terus belajar memproduksi film-film pendek sebelum akhirnya mantap menyutradarai film panjang pertamanya.

"Aku mau berlatih dulu, mau belajar. Karena aku merasa aku butuh belajar drama, penceritaan, dan sejauh ini belum cukup percaya diri," ujarnya merendah.

Di XXI Short Film Festival 2015, Lemantun berhasil mengalahkan tujuh finalis film pendek fiksi lain dalam kategori pilihan Juri IMPAS dan Juri Resmi, yaitu Jerat Samsara (B. W. Purba Negara), Seserahan (Jason Iskandar), 05:55 (Tiara Kristiningtyas), Vampire (Fitro Dizianto), Joshua (Alvin Ardiansyah), Ijolan (Eka Susilawati), Onomastika (Loeloe Hendra), dan Gula-gula Usia (Ninndi Raras).

Adapun Juri Media memilih 05:55 sebagai film pendek fiksi terbaik. Film tersebut menggambarkan aktivitas keseharuan warga dusun di wilayah Bantul jelang gempa besar, 27 Mei 2006. Selain itu, Onomastika yang mengisahkan anak kecil tak bernama dipilih Juri Resmi sebagai Special Mention Film Pendek Fiksi.

(rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER