Kepala Badan Ekonomi Kreatif: Film Seperti Kuda Troya

Rahmi Suci Ramadhani | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Mar 2015 17:22 WIB
Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dua bulan lalu, Badan Ekonomi Kreatif (BEK) banyak menaruh perhatian pada industri perfilman.
ilustrasi film (Thinkstock/fergregory)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dua bulan lalu, Badan Ekonomi Kreatif (BEK) banyak menaruh perhatian pada industri perfilman. BEK di bawah pimpinan Triawan Munaf ini berfokus pada film sebagai satu dari 16 subsektor ekonomi kreatif.

Hal tersebut disampaikan oleh Triawan saat ditemui usai membuka acara Film and Art Celebration (FILARTC) 2015 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat pada Jumat (27/3). Menurutnya, telah banyak diskusi yang digelar untuk mengidentifikasi permasalahan di dunia sinema Tanah Air.

"Film sampai membikin cemburu yang lain, kan ada 16 subsektor. Tapi film ini kan seperti kuda troya. Kalau film ini bisa masuk membawa subsektor yang lain," kata musisi dan pengusaha tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan film Laskar Pelangi (2008) karya sutradara Riri Riza. FIlm ini diakuinya bukan hanya sukses menarik jutaan penonton ke bioskop, tapi juga berhasil memajukan sektor pariwisata Belitong yang menjadi latar belakang filmnya.

"Berarti bukan filmya saja, tapi juga efek selanjutnya dari film," cetus ayah aktris dan penyanyi Sherina Munaf itu.

Meskipun menyatakan tidak ada sub sektor ekonomi kreatif yang akan lebih diprioritaskan oleh BEK, Triawan tak menampik bahwa film mendapat perhatian khusus.

"Semua sama-sama prioritas tapi tentu kita mesti realistis. Ada beberapa program yang kelihatannya seperti tadi, film didahulukan karena bisa membawa yang lain," katanya.

Akan tetapi, Triawan belum dapat menjelaskan secara lebih rinci program apa saja yang akan dilaksanakan oleh BEK untuk akselerasi pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Ia berdalih, BEK baru dua bulan diresmikan sehingga masih dalam tahap penyusunan target dan program.

Hingga kini, ia pun mengatakan BEK belum memiliki kantor. Dalam menjalankan tugas, Triawan hanya dibantu oleh dua orang staf dan beberapa relawan. Padahal, BEK diharapkan dapat meningkatkan kontribusi industri kreatif terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga dua kali lipat pada 2019.

"Staf baru dua karena ada proses. Kalau swasta gampang, kalau kita ada pansel. (Itu) menghambat tapi kita harus menjalankan," ujarnya.

Berdasarkan keterangan Triawan, anggaran untuk badan yang dikepalainya itu pun belum diresmikan.

"Anggarannya sudah ada tinggal disetujui. Sempat ditolak karena belum ada nomenklaturnya (di Kementerian Pariwisata)," tutur Triawan.

Saat ini, industri kreatif tercatat menyumbang sekitar 7 persen pada PDB dan ditargetkan menjadi 14 persen pada 2019 mendatang. (chs/chs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER