Jakarta, CNN Indonesia -- Perayaan konsumsi rekaman musik fisik, Record Store Day (RSD) Indonesia 2015, resmi berakhir Ahad (19/4). Bertempat di Bara Futsal, Jakarta Selatan, RSD 2015 cabang Jakarta mempertemukan penggemar rilisan fisik dengan berbagai format musik dan lintas aliran dalam satu wadah.
Acara skala global dengan cakupan lokal yang dimulai pada 2007 di USA tersebut diserbu penikmat musik dengan antusiasme yang begitu besar. Tak kurang dari 2 ribu pengunjung memadati Bara Futsal pada hari pertama (18/4).
Dari 51 album yang dirilis secara resmi oleh artis dan musisi pada RSD 2015, tujuh rilisan yang dijajakan di booth resmi RSD 2015 ludes tak bersisa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua album seminal dalam kancah musik independen Indonesia yaitu 'Antah Berantah EP' oleh The Upstairs dan 'Let Me Begin' oleh The Milo juga dilepas pada RSD 2015. Belum lagi 'Pagelaran Karya Seni 1' karya Guruh Soekarno Putra yang dilepas dalam format piringan hitam.
"Pengunjung sampai 2 ribu lebih ya, mungkin sekitar 2.200," ujar Mayo Ramandho (29) sebagai perwakilan RSD Indonesia 2015.
Para penggemar musik disuguhi beragam pilihan dari 90 toko dan individu yang membuka lapak di RSD Indonesia 2015. Cakupan format rilisan fisik yang ditawarkan oleh para penjaja terbukti dapat membetot minat pengunjung. Hal ini yang membuat Bara Futsal dalam dua hari penuh sesak.
"95 persen partisipan (tenant) menjual rekaman fisik, kayak CD, kaset, piringan hitam, dan lain-lain, tapi ada beberapa juga yang lebih fokus kayak merchandise,” kata Mayo.
“Format yang paling banyak dibeli di Record Store Day sih udah pasti piringan hitam ya, kedua mungkin CD dan kaset imbang," lanjut Mayo.
Selain di Jakarta, RSD Indonesia 2015 juga digelar di kota lain seperti Bandung dan Surabaya walaupun belum berada di payung yang sama.
"Saat ini kita mencoba untuk menggabungkan, makanya tahun ini dari luar kota itu mulai masuk ke wadah Record Store Day Indonesia. Jadi mudah-mudahan tahun depan semuanya sudah bisa menggunakan wadah yang sama," ucap Mayo menambahkan.
Dari puluhan toko tersebut beberapa merupakan penjual yang saban harinya berdagang di tempat-tempat yang lekat dengan rilisan fisik. Beberapa penjaja musik tersebut biasa berjualan di lantai dasar Blok M Square dan Pasar Cihapit, untuk perwakilan dari Bandung.
Acara yang mewadahi berbagai kalangan untuk menjajakan rilisan fisik tersebut juga menyuguhkan penampilan band dari berbagai aliran. Terhitung sejak hari pertama hingga usai, ada 12 band lintas genre yang tampil di panggung RSD Indonesia 2015. Pada hari pertama acara diakhiri dengan penampilan rumahsakit dan hari kedua ditutup oleh penampilan White Shoes and The Couples Company.
(obs)