Lukman Sardi Berbagi Trik Membuat Film Laris

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Selasa, 05 Mei 2015 18:46 WIB
Film debut Lukman Sardi sebagai sutradara, Di Balik 98, ditonton hampir 650 ribu orang dan masuk nominasi Movie of the Year Indonesian Choice Award.
Lukman Sardi mengawali debut jadi sutradara dengan film yang langsung banyak diapresiasi. (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertama kali menjadi sutradara film, tak disangka karya Lukman Sardi banyak diapresiasi. Setelah diputar di Australia dan menempati puncak film Indonesia terlaris tahun 2015, Di Balik 98 menjadi nominator sebuah penghargaan, Indonesian Choice Award.

Film itu masuk kategori Movie of the Year, bersaing dengan Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk, Marmut Merah Jambu, 99 Cahaya di Langit Eropa, dan Soekarno: Indonesia Merdeka. Sedang pemeran utama wanitanya, Chelsea Islan masuk nominasi kategori Actress of the Year.

Lukman menilai acara-acara penghargaan menjadi bentuk apresiasi tersendiri bagi mereka yang berkecimpung dalam industri kreatif. Semakin banyak acara penghargaan, ujar Lukman, semakin kaya pula industri kreatif Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya acara penghargaan ini bisa memacu para sineas membuat film yang lebih bagus lagi," kata Lukman kepada CNN Indonesia saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (5/2).

Meski semakin banyak ajang penghargaan bisa berarti mulai bangkitnya perfilman Indonesia, Lukman menilai ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Sebagai sineas yang sudah malang melintang di dunia perfilman, Lukman tahu seluk-beluk memajukan film Indonesia.

"Lebih penting untuk membuat film dengan cara yang baik, story telling yang baik, teknik yang baik. Jangan ngomong dulu soal konten atau cerita, karena itu relatif," kata Lukman.

Setiap peristiwa dari kehidupan, diakui Lukman dapat menjadi sebuah cerita yang baik dan menarik. Tergantung sudut pandang dan teknik seperti apa yang digunakan. Jika itu bisa dikembangkan, khazanah perfilman semakin kaya.

Bintang Rectoverso itu membuat kisah Abraham Lincoln sebagai contoh. Hollywood telah mengkreasikannya dengan berbagai sudut pandang dan imajinasi. Mulai Lincoln sebagai presiden, sampai menjadi seorang pemburu vampir.

Intinya, kreativitas harus dikembangkan. Lukman sendiri telah menerapkan gagasannya itu dalam film kontroversial Di Balik 98. Film itu mengisahkan mahasiswa dengan latar kekisruhan Mei 1998 silam. Ada beberapa sudut pandang, mulai dari mahasiswa, pegawai Istana Presiden, pemulung, hingga tentara.

(rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER