Jakarta, CNN Indonesia -- Pembajakan masih menjadi musuh utama dunia perfilman. Sineas pun kalang kabut. Karya yang seharusnya jadi sumber penghidupan dan bukti eksistensi jadi tak menghasilkan. Bukan hanya Indonesia, Hollywood juga mengalaminya.
Tapi menurut data dari Joe Welch, dari public policy 21th Century Fox,
netizen Indonesia termasuk yang paling sering mengunjungi situs berisi film bajakan, baik produksi Hollywood maupun dalam negeri. Era digital mempermudah pembajakan dan akses mendapatkannya.
Ironisnya, pemerintah Indonesia bingung menghadapinya. Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara mengaku tak tahu harus melakukan apa. Meski perangkat teknologi dan informasi seharusnya berada di bawah kendalinya, Rudi "buta arah".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kominfo tidak tahu mana yang perlu diblok. Memang kami punya hak, tapi kami minta tolong, kasih tahu kami, laporkan kepada kami mana yang perlu ditindaklanjuti," ujar Rudi di tengah diskusi perlindungan hak intelektual di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/5).
Selama ini, menurut Rudi, jarang ada pengaduan situs pembajakan di internet. Hanya sesekali ada lembaga yang mengadu dan memohon penghentian akses menuju suatu situs tertentu. Rudi meminta pihak terkait duduk bersama.
"Ayo duduk bareng semua pihak yang terkait, dari Badan Ekonomi Kreatif, juga para sineas, untuk menghasilkan sebuah rekomendasi untuk Kominfo," ujarnya memberikan saran.
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kemenhukam Ahmad Ramli sepakat dengan Rudi. "Jika ada pembajakan, silakan adukan kepada kami. Nanti kami akan koordinasi dengan pihak Bareskrim," ucapnya menjawab soal pembajakan yang makin terang-terangan di Indonesia.
Seperti bisa dilihat, penjualan DVD bajakan bisa diakses dengan mudah di beberapa pusat perbelanjaan. Itu terjadi bukan hanya di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga lainnya.
Mereka bisa ditindak tegas. Namun sekali lagi, Ahmad menunggu laporan dari masyarakat, sama seperti Rudi yang baru akan memblokir situs pembajakan jika ada yang meminta ke pihaknya.
Tindakan pemerintah yang menunggu respons masyarakat itu bakal menjadi pekerjaan rumah baru bagi Bekraf yang belum lama berdiri. Di satu sisi, Triawan Munaf sebagai kepalanya terus didesak sineas menghentikan pembajakan.
Triawan menyampaikan, pihaknya yang menaungi beberapa industri kreatif seperti musik, film, fesyen, dan kuliner, akan terus berusaha memperjuangkan hak cipta. Salah satunya, dengan penegakan hukum untuk kasus pembajakan.
(rsa/vga)