Lukman Sardi Ingin Jadi Bidan Bintang-bintang Baru

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 07 Mei 2015 06:03 WIB
Yang penting, mendidik para sineas baru dan instan secara mental agar mampu tetap bertahan di tengah kerasnya tuntutan dunia hiburan Indonesia.
Lukman Sardi. (CNNINdonesia/ Rizky Sekar Afrisia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesuksesan Di Balik 98 membuat Lukman Sardi bersemangat membuat film baru. Bintang Soekarno: Indonesia Merdeka itu sudah menyiapkan sebuah proyek lain. Sama seperti Hanung Bramantyo, Lukman ingin menggali lebih dalam sosok R.A. Kartini.

Bersama salah satu rumah produksi, Lukman diketahui tengah mencari pemeran tokoh pahlawan perempuan Indonesia itu. Rencananya, film itu akan berjudul Surat Cinta Kartini.

Kalau Hanung sudah memastikan film Kartini akan tayang April 2016, Lukman belum bisa menyebutkan jadwal rilisnya. Porsi dan posisi keterlibatan Lukman pun masih tanda tanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti sajalah lihat, itu syutingnya juga masih lama, setelah Lebaran," kata Lukman sambil tersenyum, saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (5/5).

Berbeda pula dengan Hanung yang menggunakan wajah populer sekaligus dicintai masyarakat, Lukman justru memutuskan mencari bintang baru melalui open casting. Lukman sendiri turun tangan memilih pemeran Kartininya.

Baginya, ini merupakan kesempatan untuk memperbarui generasi sineas Indonesia.

"Tidak bisa kita menunggu saja kemudian tiba-tiba muncul. Saya berpendapat dengan open casting kenapa tidak kita cari bintang baru yang kemudian dibentuk dan dapat menjadi Dian Sastro seperti Cinta dahulu, atau Nicolas Saputra dengan Rangga-nya?" kata Lukman.

Membidani Bintang Baru

Lukman berpendapat, industri perfilman Indonesia tengah krisis aktor dan aktris berkualitas. Siklus yang ada terlalu singkat dan tidak memiliki persaingan yang sehat. Jika persaingan minim, kata Lukman, banyak aktor yang tidak belajar menjadi lebih baik lagi.

Regenerasi juga dianggap Lukman sebagai tanda bahwa industri perfilman berjalan dengan baik.

Dalam masa itu, yang penting adalah mendidik para sineas baru dan instan secara mental agar mampu tetap bertahan di tengah kerasnya tuntutan dunia hiburan Indonesia.

Proses pembelajaran yang singkat seringkali tidak diimbangi dengan persiapan mental ketika terjun ke industri yang nyata. Bintang instan pun terjebak dengan romansa popularitas semu ketika masih dalam ajang kompetisi. Kala usai, kenyataan tak seindah yang diinginkan.

"Yang bertahan dari instan itu tidak banyak, yang dapat bertahan ya yang memiliki mental kuat untuk bersaing," kata Lukman. "Mental bersaing itu artinya mereka mau belajar lagi."

Penjaringan pemain yang dilakukan Lukman bukan hanya dibuka melalui media televisi, tetapi juga memungkinkan dirinya untuk datang ke kampus dan mengadakan lokakarya pada pelajar.

Ia tak keberatan jika harus datang ke kampus dan melatih sineas muda. Namun ia tak ingin sekadar memberi ilmu secara gratis. Harus ada kompensiasi yang harus diberikan, berupa tindak lanjut ilmu yang sudah diberikan.

Lukman berharap, metode penjaringan bakatnya sekaligus menjadi pembinaan demi lahirnya generasi sineas baru di Indonesia.

(rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER