Meski sekarang namanya sudah melambung, Arifin ternyata dahulu tak benar-benar berniat menjadi aktor. Saat terjun ke dunia hiburan tahun 2000, usianya masih 13 tahun. Ia hanya iseng bekerja demi menambah uang saku.
"Mau beli Playstation 1 sama Playstation 2, beli baju bagus biar dilihat cewek," ucapnya mengakui. Niatnya menjadi aktor baru terbentuk ketika masuk sekolah akting Sakti Actor Studio sekitar tahun 2005. Di sana ia belajar banyak.
Arifin bertemu guru akting bernama Eka Sitorus. Dari sosok itulah ia belajar soal dunia peran. Ia diajari soal motivasi, membedah skenario, struktur skenario, dan sebagainya. "Saya jatuh cinta pada akting."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru sejak itu, Arifin memantapkan niatnya: jadi aktor seumur hidup. "Dulu sih cuma membayangkan itu buat iseng. Lulus sekolah terus kuliah, kerja kantoran," ucapnya enteng.
Ia juga terinspirasi sebuah film klasik,
Forrest Gump. Menurutnya, film itu menyimpan banyak pesan moral tanpa menggurui. Dari situ ia tahu, tidak perlu menjadi genius untuk menghasilkan sesuatu. Orang biasa pun bisa, asal punya mimpi dan mau bekerja keras.
Ia pun bermimpi menjadi aktor profesional.
Kalau saja Arifin tak masuk sekolah akting, mungkin wajahnya tak bakal terus muncul di layar kaca maupun layar lebar seperti sekarang. Kira-kira bakal menjadi apa Arifin tanpa akting? "Mungkin bankir, atau investor. Pokoknya bidang
finance," katanya mantap.
(rsa/vga)