Jakarta, CNN Indonesia -- Di Venesia, ada masjid di dalam gereja. Bukan masjid sungguhan, melainkan hanya instalasi seni yang dibentuk menyerupai masjid. Ada mimbar imam yang menunjukkan arah kiblat, karpet lebar sebagai sajadah, bahkan hiasan-hiasan bertuliskan Allah serta Muhammad.
Instalasi yang disebut The Mosque itu merupakan salah satu karya yang dipamerkan dalam Venice Biennale ke-56. Masjid itu dibuat untuk menyoroti mengapa tidak ada tempat ibadah untuk umat muslim di Venesia. Padahal menurut sejarahnya, seni dan arsitektur di sana sangat dipengaruhi oleh budaya Islam.
Gereja Katolik lama yang digunakan sebagai ruang instalasi The Mosque, merupakan paviliun nasional untuk Islandia dalan Venice Biennale.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembuat instalasi itu bernama Christoph Buchel. Sejak dibuka untuk salat Jumat pertama kali pada 8 Mei lalu, The Mosque langsung dipenuhi umat muslim Venesia. Mereka berdecak kagum melihat arsitektur masjid buatan, sampai-sampai menggunakannya untuk beribadah.
Namun, antusiasme warga muslim Venesia tidak lagi bisa dirasakan hari ini. Sebab sejak Jumat (22/5) polisi Venesia memutuskan instalasi itu ditutup atas dasar keamanan.
"Polisi datang pukul 11 pagi ini dan meminta kami menutupnya," kata Buchel dalam sebuah wawancara Skype dari Swiss, yang dikutip New York Times. "Mereka memiliki dokumen berisi tiga atau empat halaman yang menyebutkan bahwa ada pelanggaran dan pekerjaan itu tidak disetujui," ujar Buchel lagi menambahkan.
Sebelum instalasi dibuka, Buchel sudah mendapat peringatan. Kepolisian setempat mengkhawatirkan ancaman dari ekstremis Islam maupun anti-Islam yang marah karena masjid dibuat dalam gereja. Namun sampai kemarin, umat muslim beribadah dalam damai di sana.
Kini, polisi beralasan Buchel tidak memiliki izin mengerjakan instalasinya dan melanggar hukum karena membiarkan terlalu banyak orang di dalam The Mosque untuk beribadah.
Atas tindakan penutupan itu, Buchel mengaku akan menempuh langkah hukum. Namun karena sedang bisnis di negara lain, ia belum bisa melakukan apa-apa. "Sampai ada solusi, kami tidak bisa membukanya dahulu," ujarnya.
Buchel memang seniman yang dikenal dengan proyek-proyek mengubah ruang seni menjadi ruang publik. Ia menerapkan konsep hiperrealistis, seperti yang dilakukan terhadap gereja Katolik di Venesia itu. Dindingnya dihiasi huruf Arab, lantainya yang bermotif salib ditutupi hamparan sajadah.
Perwakilan kelompok Islam di Venesia mendukung karya seni Buchel itu. Selama ini mereka krisis masjid. "Kadang Anda harus menunjukkan diri agar orang-orang melihat budaya Anda," ujar Presiden Komunitas Islam Venesia, Mohamed Amin Al Ahdab. Duta Besar Pakistan di Italia pun mengapresiasi proyek The Mosque Buchel.
"Ini tempat ibadah sekaligus ruang seni, orang bisa datang dan berdiskusi," katanya.
Venice Biennale merupakan ajang pameran seni yang diikuti berbagai negara. Indonesia juga punya paviliun yang menyuguhkan instalasi trokomod, terinspirasi dari komodo.
(rsa/rsa)