Jakarta, CNN Indonesia -- Mengumpulkan ratusan negara dalam sebuah ajang pameran dengan masing-masing negara mendapat paviliun sendiri bukan perkara mudah. Tak peduli bahwa itu diadakan di sebuah negara yang tergolong maju seperti Italia.
WEM adalah salah satu dari expo tingkat dunia yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali oleh International Exhibitons Bureau (BIE), yang diprediksi akan mendatangkan 64 juta pengunjung selama enam bulan penyelenggaraan.
Buat Milan sendiri, kota tempat World Expo Milan (WEM) 2015 ini diselenggarakan mulai 1 Mei- 31 Oktober 2015, adalah untuk kedua kalinya acara ini dibuat. Sebelumnya, mereka pernah mengadakan Milan International pada 1906.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyesuaikan dengan kondisi saat ini, tema pameran akbar ini adalah tentang Feeding the Planet, Energy for Life. Tema ini ditetapkan saat pertemuan di Paris pada 31 Maret 2008 untuk mendata peserta yang dilanjutkan dalam pertemuan di Internasional Exibitions Bureau, pada 23 November 2010. Intinya untuk menggelar acara sebesar ini persiapan sudah dilakukan 5-7 tahun lalu.
Dalam pertemuan itu pula masterplan expo dipresentasikan oleh para arsitek seperti Stefano Boeri, Richard Burdett, Mark Rylander dan Jacques Herzog.
Secara umum ajang ini akan ditampilkan segala hal yang berkaitan dengan teknologi, inovasi, kebudayaan, tradisi, kreativitas dan bagaimana semua ini berkaitan dengan makanan dan pola makan.
Sekaligus sebagai kelanjutan dari tema yang pernah diusung sebelumnya dalam beberapa Expo. Seperti misalnya Expo tahun 2008 di Zaragoza. Semua ini mengandung pesan tentang hak menjadi sehat, dan mendapatkan makanan yang aman dan cukup untuk semua penduduk dunia. Juga tentang keprihatinan akan kualitas makanan yang tersedia di dunia yang dari tahun ke tahun semakin menurun.
Ajang ini mengedepankan tujuh subtema: seperti sains untuk keamanan dan kualitas pangan, inovasi dalam rntai suplai makanan dari pertanian, teknolog untuk agrikultur dan keanekaragaman hayati, edukasi pola makan, solidaritas dan kerjasama dalam pangan, makanan untuk gaya hidup yang lebih baik, dan makanan dalam budaya dunia dan grup etnik.
Lokasi Milan Expo terletak 15 kilometer dari barat laut kota Milan di pemerintah kota Rho dan Pero seluas 1,1 kilometer persegi. Tempatnya berdekatan dengan area pekan raya Fiera Milano, yang didesain oleh Massimiliano Fuksas, proyek yang dianggap sebagai lambang pembangunan ulang daerah urban di wilayah itu.
Separuh dari area expo diisi oleh paviliun negara-negara peserta, dengan 35 persen lagi didedikasikan untuk area terbuka, 15 persen dari seluruh area digunakan sebagai area hijau yang mengelilingi area pameran.
Berdasarkan tema besar itu, Dikutip dari website paviliun Indonesia, disebutkan bahwa arena khusus bagi Indonesia ini diisi dengan tiga bagian utama tentang makanan, energi dan kelautan. Dengan sebagian daya tarik yang direncanakan adalah World Ocean Day, Indonesia National Day, dan Indonesia Coffee Week yang dibungkus dalam tema besar ‘Stage of the World’.
Saat konferensi pers yang dilakukan di Gedung Kementrian Perdagangan (17/3) lalu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan, “Paviliun Indonesia harus tampil spektakuler! Indonesia akan berbagi kepada warga dunia tentang hal-hal terbaik dari potensi bangsa ini.”
“Lebih luas lagi, ini akan membuka kesempatan lebih besar untuk memperkenalkan potensi dan meningkatkan perdagangan berbagai sektor unggulan Indonesia di Eropa khususnya dan manca negara,” Menteri Perdagangan menegaskan.
Saat perencanaan disebutkan, paviliun Indonesia didesain berbentuk bubu ikan dengan luas 1.175 m2 dan terdiri dari tiga area. Area pertama adalah The New Indonesia di mana pengunjung akan melihat Indonesia masa kini melalui tampilan multimedia yang berisi display 70 tahun Indonesia, pangan, energi, kemaritiman, dan kebudayaan.
Area kedua melibatkan teknologi Oculus yang membuat pengunjung seolah memperoleh pengalaman berkunjung ke Indonesia dengan metode augmented reality. Sedangkan di area ketiga, atau ampitheater pengunjung dapat melihat ataupun mendengar serta merasakan langsung berbagai atraksi penampilan berbagai produk budaya Indonesia.
Selain Indonesia, terdapat 146 negara peserta lainnya yang berpartisipasi pada kegiatan yang digelar di atas tanah seluas 1,1 kilometer persegi di kawasan Rho, sebelah barat laut Milan, Italia.
Tempatnya berdekatan dengan area pekan raya Fiera Milano, yang didesain oleh Massimiliano Fuksas, proyek yang dianggap sebagai lambang pembangunan ulang daerah urban di wilayah itu.
Sebelumnya tempat ini adalah area industri dan area pergudangan. Arena pekan raya bentuknya memanjang dengan ide utama membentuk boulevard yang dikelilingi paviliun-paviliun peserta pameran.
Separuh dari area expo diisi oleh paviliun negara-negara peserta, dengan 35 persen lagi didedikasikan untuk area terbuka, 15 persen dari seluruh area digunakan sebagai area hijau yang mengelilingi area pameran.
Pada awalnya negara yang diharapkan ikut dalam Expo ini sejumlah 140 negara, dan sejumlah organisasi internasional yang penting.
Sebagai kelanjutan dari Expo tahun 2010 yang diadakan di Shanghai pada 8 Desember 2008, China jadi negara pertama yang meresmikan keikutsertaannya pada Expo Milan 2015, meski Swiss adalah negara pertama yang menyatakan keikutsertaannya pada 3 Februari 2011.
(utw/utw)