Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah banyak film drama, Abimana Aryasatya mulai merambah film religi. Setelah
99 Cahaya di Langit Eropa, ia muncul dalam
Haji Backpacker. Kini Abi, sapaan akrabnya terlibat film ke-dua adaptasi buku Hanum Salsabiela Rais:
Bulan Terbelah di Langit Amerika.
Ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, baru-baru ini, Abi tidak merasa khusus memilih film religi. Itu juga bukan pengaruh suasana Ramadan. Hanya saja, kebetulan rejekinya memang sedang di film drama religi.
"Saya enggak bisa lari dari itu. Kebetulan rumah produksinya sama dan mereka mengeluarkan produk yang sama, ada saya di situ. Mereka rilis tiga film satu tahun, dan kebetulan tahun kemarin kontennya itu," Abi menuturkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bukan tidak pernah beranjak dari
genre itu. Abi bahkan mengawali kariernya dari
thriller dan horor. "Saya pernah bikin
thriller, tapi enggak laris di sini. Kebanyakan
genre drama lebih laris ya," ucap bintang Belenggu itu.
Tahun ini pun, Abi mengerjakan beberapa film dan tidak semua berkenaan dengan religi. Ada unsur drama, politik, agama, yang dibungkus menjadi drama percintaan. Namun, ia harus melepaskan proyek itu sejenak lantaran terlibat di
Bulan Terbelah di Langit Amerika.
"Karena saya terikat di rumah produksi, jadi bukan karena saya yang memilih film," ujarnya.
Bicara soal film mana yang cenderung laris, meski sempat menyebut drama, Abi sebenarnya tak terlalu memikirkan. "Kerjaan saya cuma bikin produk. Laku atau enggak, itu tergantung pasar. Saya enggak pernah berekspektasi banyak, cuma tinggal melakukan saja," katanya.
Bulan Terbelah di Langit Amerika pun bukan film gampang. Kalau
99 Cahaya di Langit Eropa harus syuting di beberapa negara di Eropa, kali ini ceritanya tentang sepasang suami istri yang mengarungi nilai-nilai Islam di Amerika. Tak ayal, ia harus ke Negeri Adidaya.
Abi harus rela meninggalkan keluarga selama sebulan demi film itu. Kata Abi, anak-anaknya sudah memahami pekerjaannya. Dahulu memang ia harus bercanda pada mereka bahwa dirinya seorang polisi. Namun, sekarang tak perlu lagi. Mereka sudah cukup dewasa untuk paham.
"Lagipula enggak lama kok ninggalin anak-anak, paling sebulan. Ada kemungkinan juga mereka ikut, kalau ada bujet," ujar Abi menuturkan. Ia melanjutkan, "Kerjaan kayak saya begini juga kan enggak setiap hari. Kadang sebulan libur, bulan depannya baru mulai lagi."
Meskipun, ia tergolong produktif. "Tahun ini dua film, sama yang ini jadi tiga," katanya.
(rsa/rsa)